Kepulauan TanimbarSosok

Pendeta Dari Pulau Anyo-Anyo

Panas terik menyengat di siang nan cerah Selasa, 27 Agustus 2024. Sejumlah orang bertemu dari berbagai daerah dengan gairah mendapatkan ilmu untuk diterapkan pada kehidupan dan bendang pelayanan. Ada yang merasakan hangat pertemuan antar ade-kaka pendeta yang terpisah dalam rentang kendali jarak pelayanan yang jauh.

Semangat yang membara juga dirasakan sekelompok anggota Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (AMGPM) untuk melakukan aksi advokasi Lingkungan sebagai rumah bersama. Hari ketiga kegiatan workshop dan aksi advokasi lingkungan hidup di Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Keliobar kami berjumpa dengan Pendeta I H Hetharie di Lesa (tempat makan) kegiatan.

Kami menanyakan dari mana asal sosok yang humoris dengan senyum yang menawan itu “Saya berasal dari Pulau Nusalaut – pulau Anyo-Anyo, memiliki seorang istri tidak lebih,” ujar Pendeta Hendry berseloroh.

Dari marganya, Pendeta Hendry berasal dari Negeri Nalahia, satu dari tujuh negeri yang ada di Pulau Nusalaut. Nusalaut disebut pulau Anyo-Anyo (hanyut-red) karena karena jika di lihat dari jauh tampak sedang mengapung di atas permukaan air laut, dengan kisah legenda pulau yang terbelah dan memisahkan adik-kakak kandung.

Pendeta Hendry bersama istri dikeraniai seorang putra yang saat ini merintis karier sebagai Dosen Informatika di kampus Institut Agama Kristen Negeri (IAKN) Ambon.

Ia menceritakan suka dukanya berkarier sebagai seorang pelayan GPM sejak tahun 1993. Lebih dari 31 tahun ia harus “anyo-anyo” di wilayah pelayanan GPM yang mencakup dua provinsi yakni Maluku dan Maluku Utara.

Tugasnya sebagai pelayan dan penginjilannya dimulai dari Maluku Utara yaitu Klasis Pulau-pulau Sula. Dari situlah dia membangun kematangan dirinya sebagai seorang Pendeta, sehingga kemudian dipercayakan menjadi Ketua Majelis Jemaat (KMJ) Banda, di Pulau, Kabupaten Maluku Tengah, pulau yang paling dicari dalam sejarah perdagangan rempah dunia, dan menjadi rebutan para penjajah karena kekayaan rempah-rempah pala serta keindahan alam bawah lautnya itu.

Dari Banda pendeta Hendry kemudian dipercaya sebagai Sekertaris Klasis Pulau Ambon, dan kemudian berturut-turut menjabat Ketua Klasis Lease, Ketua Klasis Kota Ambon baru kemudian masuk ke jajaran pimpinan Sinode GPM sebagai Sekertaris Finansial dan Ekonomi (Finek). Ia pun dipercaya sebagai Sekertaris Departemen Pengembangan Oikumene Semesta (POS) dan saat ini menjabat Wakil Ketua II PMH Sinode.

Kisah 31 tahun pendeta Hendry berpindah-pindah untuk mengabdikan diri membina umat membuat kami takjub mendengarnya. Kisah seorang pendeta yang berjuang dari bawah dalam pelayanan seperti menaiki tangga “Sasariol” di Negeri Nalahia.

Sebagai Sekretaris Departemn POS, pendeta Hendry bertanggung jawab memberikan arahan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan isu-isu hubungan antar Agama dan Lingkungan Hidup sesuai pergumulan dalam PIP-RIP Dasawarsa ke-IV GPM.

Dia berharap aksi advokasi Workshop dan Aksi Advokasi AMGPM tentang Lingkungan Hidup (Jurnalisme Warga) yang dipusatkan di Desa Kelyobar, kecamatan Tanimbar Utara dapat berdampak membangun kesadaran generasi muda gereja akan pentingnya merawat serta mengurangi tindakan merusak alam. Pelatihan yang berlangsung tiga hari itu diharapkan menjadi langkah awal menuju kehidupan berkelanjutan dan seimbang sebagai sakramentum Allah dan bukan saja isu lingkungan yang menjadi perhatian kita bersama melainkan isu lainnya dalam aksi advokasi tanggung jawab pelayanan.

Di akhir perbincangan singkatnya itu, pendeta Hendry sempat “warning” bagi para pendeta muda yang bertugas di berbagai wilayah pelayanan untuk lebih bijaksana dalam bermedia sosial, terutama menghidari diri dari perbuatan yang mencela profesi mulai sebagai seorang pelayan di lading pelayanan GPM.(Kelompok 5)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Berita ini merupakan kerjasama redaksi potretmaluku.id dengan Pengurus Besar (PB) Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku (GPM), melalui Workshop dan Aksi Advokasi Pemuda AMGPM Tentang Lingkungan Hidup di Maluku dan Maluku Utara. Berita atau artikel yang dipublikasi di sini merupakan hasil praktek dari kelompok peserta workshop dan aksi advokasi tersebut.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button