Oleh: Ronny Loppies (Direktur Ambon Music Office dan Focal Point of Ambon UNESCO City of Music)
Tujuan akhir pembangunan kota kreatif musik pada jejaring UNESCO Creative Cities Network (UCCN) adalah menjawab berbagai tantangan pembangunan perkotaan yang berlandaskan pada tujuan, sasaran, pelaksanaan serta penerapan Sustainable Development Goals (SDGs) atau tujuan pembangunan berkelanjutan sampai dengan tahun 2030.
Berbagai pertanyaan penting muncul, bagaimanakah dengan Ambon UNESCO City of Music? Apakah mampu mencapai SDGs dan beradaptasi pada kondisi pandemi Covid-19? Apakah SDGs atau tujuan pembangunan berkelanjutan ke-11, dari sebuah kota kreatif mampu dicapai sampai dengan 2030? Apakah sudah pula mengimplementasikan New Urban Agenda (NUA) sebagai bagian dari komitmen global dalam pembangunan perkotaan yang berkelanjutan?
Data PBB menyampaikan selama masa Covid-19, kurang lebih 1,6 miliar anak-anak dan remaja putus sekolah pada awal April 2020 (SDGs tujuan ke-4). Pada tujuan ke-8 terjadi penurunan sekitar 10,5% jam kerja agregat pada kuartal kedua tahun 2020, yang setara dengan 305 juta pekerja penuh waktu. Setengah dari ruang kerja global terpengaruh secara signifikan.
Tujuan ke-11 satu miliar penghuni kawasan kumuh berada kondisi sangat menderita. Sedangkan ada dampak positifnya juga pada tujuan ke-12,13,14 dan 15, diaman dilaporkan bahwa CHGs diproyeksikan turun sekitar 6% pada tahun 2020 dan kualitas udara semakin membaik. Namun perubahan ini dirasakan bersifat sementara.
Kota menjadi lahan penting bagi proses kehidupan manusia dimana hampir setengah penduduk dunia tinggal dan menetap di kota pada saat ini. Kota menjadi identitas dengan karakter spesifiknya yang memunculkan spesifikasi tunggal yang membedakan kota yang satu dengan kota yang lain.
Aglomerasi semakin terbentuk yang menyebabkan berbagai persoalan seperti kemacetan, polusi dan kebisingan termasuk didalamnya tantangan perubahan iklim. Semua permasalahan tadi membutuhkan respon dan sentuhan yang up to date dan innovative serta creative dari pemerintah.
Ambon City of Music memiliki tanggung jawab besar menjawab agenda dan komitmen global pembangunan berkelanjutan terutama untuk menjawab tujuan ke-11 SDGs 2030 “membangun kota dan pemukiman yang inklusif, aman, tangguh dan berkelanjutan”, dimana dampaknya harus terpapar pada masalah-masalah sosial, ekonomi dan lingkungan.
Dengan adanya ancaman pandemi Covid-19 dan varian-variannya, kota ini sudah sangat penting diarahkan untuk menggerakan arah pembangunannya selain untuk menjawab tantangan SDGs pada tujuan ke-11, tapi juga melawan serangan virus dengan pola dan rancangan pembangunan yang terfokus juga pada bagaimana mengimplementasi tujuan ke-3 yang berhubungan dengan kesehatan kedalam berbagai proyek pembangunan kota. Dimulai dari Sumberdaya manusia, lingkungan sampai dengan infrastruktur kota yang beradaptasi dengan kondisi abnormal ini.
Di masa pandemi Covid-19 ini beberapa tujuan yang sangat terancam pencapaiannya di Ambon City of Music menurut penulis adalah kemampuan adalah untuk menjawab tujuan-tujuan SDGs sebagai berikut:
1. Mengakhiri kemiskinan dalam segala bentuk dimanapun;
2. Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan nutrisi yang lebih baik dan mendukung pertanian berkelanjutan;
3. Memastikan kehidupan yang sehat dan mendukung kesejahteraan bagi semua untuk semua usia;
4. Memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup bagi semua;
8. Mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, tenaga kerja penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak bagi semua;
10. Mengurangi ketimpangan didalam dan antar negara;
Presiden Jokowi dalam konferensi Tahunan SDGs 2020 Indonesia mengatakan bahwa tantangan mencapai SDGs semakin berat, pandemi mengakibatkan krisis kesehatan dan perekonomian yang memperkeruh capaian SDGs, bahkan berpengaruh sampai kepada SDGs dunia.
Mari saling bekerjasama membangun kota ini untuk kesejahteraan masyarakat yang dimulai dari identitas kota musik yang peduli dan berdampak pada segala aspek kota yang berkelanjutan. Sehingga tidak ada satu orangpung yang terlantarkan di kota musik ini (no one left behind).
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi