Ambon Dolo-dolo

Kartu Ucapan, Kombinasi Peluang Deng Otak Dagang

AMBON DOLO-DOLO

Penulis: Rusdin Tompo (warga Makassar kelahiran Ambon)


Kalo pung otak dagang, pasti selalu melihat peluang. Atau melihat peluang, walaupun hanya sebesar lobang jarum. Karna peluang berarti uang. Itu pembelajaran yang parna beta liat deng alami langsung. Sejak masih kacil, saat duduk di bangku Sekolah Dasar.

Pembelajaran itu beta rasakan, antara lain saat rajin bikin kartu ucapan. Awalnya, saat masih SMP, bikin kartu ucapan hanya cuma untuk kesenangan dan keperluan sandiri. Tapi waktu su SMA, kreativitas bikin kartu ucapan itu pung orientasi su berbeda. Beta seng biking hanya untuk dipake sandiri tapi untuk dijual.

Mengapa? Itu karena peluangnya cukup terbuka. Karna dolo-dolo masih ada semacam tradisi mengirim kartu ucapan pada hari-hari besar keagamaan, seperti Idulfitri, Iduladha, deng Hari Natal. Bahkan untuk anak muda gaul, dong juga berkirim kartu ucapan Valentine’s Day, setiap tanggal 14 Februari. Ini semacam tren dan gaya hidup, setahun sekali.

Beda deng skarang yang lebe praktis. Cukup kirim ucapan melalui pesan WhatsApp, yang bisa dilengkapi gambar meme atau video. Bisa juga dalam bentuk twibbon, flyer, atau sekadar biking status yang ditujukan kepada banyak orang. Tinggal dong rasa-rasa sa, apakah ucapan itu kana deng dia kaseng. Meski praktis, tapi akang pung rasa beda e. Terasa seng ada sentuhan khas deng spesial untuk orang yang dikasi ucapan itu.

Beda deng kartu ucapan, yang dibikin secara manual, dibikin spesial dan seng massal. Karena ini hand made, yang bisa di-request, dan tentu saja premium hehehe. Sombong paskali e. Tapi batul konco, akang beda. Kartu ucapan buatan tangan itu bisa dirasakan gambarnya, desainnya timbul, dan su pasti lebih terasa sentuhan emosinya.

Kartu ucapan itu terbuat dari kertas bufallo yang warnanya cukup beragam. Jadi katong bisa pilih warna yang disesuaikan dengan kebutuhan. Kalau pas untuk keperluan kartu Valentine Day, tentu pake warna pink atau warna-warna soft. Biar kesan femininnya kuat. Tapi kadang juga pake warna yang antimainstream, dengan tujuan lebih menarik.

Kalau untuk kartu ucapan Valentine Day, beta biasa pake ornamen payet biar lebih manis. Kombinasi renda, pita dan bunga-bunga artifisial bikin kartu ucapan makin menarik. Supaya lengket, lemnya pake lem UHU, yang bening. Kadang, kartonnya dikasi bentuk yang dilubangi pake cutter. Tulisan ucapannya pake spidol tinta gold atau silver. Lalu dikasi kata-kata puitis. Biar yang dikirimi kartu ucapan hatinya talipa-lipa hehehe.

Kalau kartu ucapannya dalam bentuk gambar kartun, biasanya kalimatnya lebih lugas dan santai. Kadang juga diselipkan kata-kata candaan, agar lebih hangat dan akrab. Dong pilih kata atau kalimat itu juga tergantung karakter orang yang mau dikirimkan. Kalau orangnya humoris, cocok juga kasi kartu ucapan dengan gambar yang agak lucu. Kalimatnya juga bagitu, dibikin ringan, biar yang tarima senyum-senyum dan terkesan.

Kalau kartu ucapan dalam rangka Hari Raya Idulfitri atau Iduladha, maka nuansanya juga dibuat islami. Gambar masjid, kubah, menara masjid atau pemandangan dengan simbol bulan bintang jadi pilihan. Bisa juga gambar beduk, ketupat atau orang pake kopiah dan mukena. Kalimat ucapannya pun dibuat religius.

Saat menjelang 25 Desember, pas Hari Natal, juga merupakan musim bikin dan jualan kartu ucapan. Tergantung momen dan pemesanan. Jika dalam bentuk gambar maka dibuat dengan menggunakan cat air. Beta pung tamang, Embong Salampessy, jago kalau bikin kartu ucapan dengan gambar kartun. Katong dua kadang biking sama-sama. Kalau beta sandiri biking, biasanya setelah pulang sekolah.

Amplop kartu ucapan itu juga dibikin sandiri. Semula, amplopnya dari kertas HVS. Tapi belakangan menggunakan kertas bufallo yang lebe tipis. Jadi warnanya senada dengan kartu ucapannya. Tambah klop sudah.

Yang beli kartu-kartu itu bukan hanya tetangga, tapi juga tamang-tamang skola. Makanya, sering bahan-bahan pembuatan kartu dibawa ke skola, dan dikerjakan saat kaluar maeng atau pada saat guru seng maso.

Cara ini punya manfaat laeng karena kadang bisa dapa ide baru dari tamang. Idenya bisa tentang desain, bahan, atau cara pembuatan. Dengan begitu juga katong lebih bisa tahu tuntutan pasar dan lebe dekat deng konsumen.

Hasil dari penjualan kartu ucapan ini lumayan. Beta su lupa brapa persis harga per kartu ucapan. Mungkin 1000 rupiah satu kartu. Karena beda bahan dan tingkat kesulitan, bisa beda harga. Maklum, itu era tahun 80an. Tapi yang pasti, hasilnya bisa dipake blanja-blanja. Apalagi kalau jualan kartu menjelang Lebaran. So pasti, hasilnya bisa untuk bali baju baru, deng sadiki bagaya saat Lebaran.(*)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button