Amboina

Smart Branding Ambon City Of Music, Pilar Penting Pendekatan Smart City

Oleh: Ronny Loppies (Direktur Ambon Music Office dan Focal Point of Ambon UNESCO City of Music)


Smart branding adalah strategi memasarkan sebuah kota atau wilayah sehingga mampu menarik perhatian ekosistem sekitar, baik itu warga, masyarakat umum, maupun pelaku bisnis.

Smart Branding penting karena menjadi salah satu pilar dari pendekatan smart city. Berbagai kota di Indonesia berupaya menjadikan kotanya sebuah entitas dan identitas yang berbasis karakteristik terutama pada budaya.

Sasaran dari smart branding adalah adanya peningkatan daya saing daerah dengan penataan wajah kota dan pemasaran potensi daerah baik dalam lingkup lokal, nasional maupun internasional.

Inisiatif pembangunan Smart Branding dilakukan pada beberapa indikator yang dapat ditunjukkan sebagai berikut (https://data.bimakota.go.id/smart-branding):

a. Membangun dan Memasarkan Ekosistem Pariwisata (Tourism Branding)

  • Membangun dan mengembangkan destinasi wisata yang layak bagi wisatawan (destination).
  • Membangun infrastruktur yang mendukung kenyamanan wisatawan (amenities) misalnya jalan, transportasi, hotel/motel/bedding & breakfast (B&B), restoran, dan lainlain.
  • Membangun budaya yang ramah kepada pengunjung (hospitality) termasuk kemampuan berbahasa asing, ketersediaan tour-guide dan lain-lain.

b. Membangun platform dan Memasarkan Ekosistem Bisnis Daerah (Business Branding)

  • Membangun platform dan memasarkan ekosistem perdagangan yang kondusif dan nyaman, misalnya market place daerah.
  • Membangun dan memasarkan ekosistem investasi yang mudah dan efektif, misalnya Investment Lounge, Dashboard, dan Portal Investasi Daerah.
  • Membangun dan memasarkan produk dan jasa industri kreatif daerah misalnya kuliner, kriya, fashion, digital, dan lain-lain.

c. Membangun dan Memasarkan Wajah Kota (City Appearance Branding)

  • Mewujudkan penataan kembali wajah kota yang menonjolkan nilai arsitektur yang mencerminkan nilai-nilai daerah dan mengikuti dinamika modernisasi yang menginginkan sebuah tata ruang dan tata wilayah kota yang indah, bersih, rapi, dan membanggakan dengan kualitas arsitektur berkelas internasional.
  • Membangun batas wilayah (edge), membangun penanda sebuah lokasi yang penting, berkesan bagi pengunjung (landmark), menyediakan navigasi yang unik menuju kota (signage), struktur jalan yang teratur (path), dan titik simpul kota (node) seperti alun-alun, simpang dan lain-lain.

Branding Ambon City of Music menjadikan kotanya berbeda dengan kota-kota lain di Indonesia dan belahan dunia internasional. Smart branding City of Music versi UNESCO yang telah melekat menjadi kekuatan sebenarnya (driving machine) dari pembangunan smart city.

Beberapa pendapat mengatakan bahwa masih banyak kota dan kabupaten di Indonesia yang terpaku pada pengembangan smart branding di sektor pariwisata saja.

Padahal sebenarnya aspek smart branding ini sebenarnya memiliki pengertian yang sangat luas. City of Music atau kota kreatif berbasis musik dengan penekanan pada pengembangan ekosistem bisnis dan ekonomi kreatif juga sangatlah tepat untuk dapat dikembangkan.

Dampak ekonomi kreatif sebagai produk dari pekerjaan kreativitas sangatlah menjamin pengembangan smart city. Karena tidak hanya berbasis kepada komoditi atau nilai jual objek wisata atau daya tarik wisata (convensional tourism) yang sangat membutuhkan kehati-hatian dalam proses pengembangannya terutama untuk aspek amenitas dan aksesibilitas.

Dimana tekanan terhadap pulau kecil (small island region) harus segera dihentikan untuk melihat masa depan Ambon City of Music.(*)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button