PendapatSosok

Membangun Maluku: Cerita dari Telepon Seorang Gubernur Terpilih

PENDAPAT

Oleh: Ikhsan Tualeka (Mahasiswa Sekolah Kajian Strategik dan Global Universitas Indonesia)


Langit Jakarta terlihat kelabu hari itu. Musim hujan mulai datang. Guyurannya bakal menjadikan jalanan basah, dan gedung-gedung tinggi seolah pasrah menerima takdir alam. Di tengah hiruk-pikuk kota ini, kehidupan terus berjalan, dengan berbagai aktor di dalamnya yang masing-masing memainkan perannya.

Sama dengan jalanan dan gedung, di Jakarta, banyak orang tidak memperdulikan hujan. Para tukang ojek online tampak tetap gagah menembus hujan, hanya bersenjatakan jas hujan tipis. Meski tameng pelindung itu tak banyak membantu.

Pedagang kaki lima dengan payung kecil sebagai atap tetap berdiri teguh di sisi trotoar, menunggu pembeli yang tak kunjung datang. Mereka semua berjuang, mungkin bukan hanya melawan hujan, tetapi juga sistem yang menuntut mereka terus bergerak untuk bertahan hidup.

Dari dalam sebuah hotel mewah di kawasan Senayan, saya memperhatikan pemandangan ini, sambil menyeruput kopi panas. Saya mengamati mereka yang sedang berusaha menaklukan alam demi keluarga kecil di rumah.

Pikiran saya dipenuhi pertanyaan: apakah semua ini murni perjuangan, atau mereka adalah korban dari sistem yang tak berpihak?

Di tengah renungan itu, telepon genggam saya tiba-tiba berdering. Di layar, muncul nama yang tak asing: Hendrik Lewerissa.

Nama ini langsung memacu adrenalin saya. Bung Hendrik, seorang teknokrat senior dan politisi asal Maluku, baru saja memenangkan Pilkada Maluku berdasarkan hasil hitung cepat beberapa hari lalu.

Selama beberapa bulan terakhir, perhatian saya lebih banyak tertuju pada Pilkada Jakarta. Hanya sesekali saja saya mendengar kabar tentang Pilkada Maluku, itupun lewat grup WhatsApp sesama orang Maluku.

Namun, hati kecil saya berharap Bung Hendrik bisa terpilih. Sosoknya, dengan rekam jejak yang solid dan visi-misi yang inspiratif, memang memberi harapan besar bagi masa depan Maluku.

Tak punya afiliasi politik dengan kandidasi Pilkada Maluku, beberapa hari jelang pencoblosan, sebagai aktivis yang terlibat dalam pemajuan HAM dan demokrasi, tanpa diminta, saya ikut menjernihkan penyebaran foto-foto yang ingin membunuh karakter Bung Hendrik, karena masuk kampanye hitam.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button