Cerita Terbaik Perubahan Perilaku

Kader Posyandu Laki-laki di Era Stigma Gender Kota Ambon

Oleh: Rudy Umarella (Pembina Kader Posyandu)


Tersebutlah namanya Yoyo, seorang kader yang mengabdikan dirinya dalam pelayanan kesehatan dasar, di satu Posyandu di ujung negeri Kota Ambon. Yoyo adalah satu dari lima kader Posyandu laki-laki dari total 1.656 kader di Kota Ambon. Beliau mengabdikan diri menjadi kader di Posyandu Delima Dusun Air Manis, Negeri Laha, Kecamatan Teluk Ambon.

Kesehariannya sederhana. Di luar jadwal posyandu, Yoyo adalah seorang nelayan. Kehadiran kader laki-laki di Kota Ambon sangatlah unik. Kader posyandu selama ini yang dipersepsikan oleh masyarakat adalah perempuan. Tanggungjawab sebagai penggerak masyarakat di bidang kesehatan, penyuluh dan pencatat laporan kegiatan, umumnya diemban oleh kader perempuan.

Dikisahkan oleh Yoyo, ketika dia mulai mengabdi sebagai kader posyandu di Negeri Laha, ada kerabat dan teman yang bertanya terheran-heran. Alasannya karena itu tadi, urusan kesehatan ibu dan anak telah terstigma menjadi urusan kaum perempuan.

Baca Juga: Sepenggal Kisah Pejuang yang Lahir dari Kader Posyandu

Paling beta jawab, katong semua satu desa ini sebenarnya keluarga, samua Islam. Jadi sama saja saya urus saya punya keluarga sendiri,” ungkapnya. (“Paling saya jawab, kita semua di desa ini sebenarnya satu keluarga, semuanya beragama Islam. Jadi sama saja saya mengurus keluarga sendiri.”)

Menjadi kader posyandu laki-laki menjadi gambaran pembanding bahwa sejatinya isu kesehatan anak, baik pertumbuhan dan perkembangannya, adalah tanggung jawab orang tua laki-laki dan perempuan, bukan salah satunya. Di sisi lain, kehadiran kader laki-laki menjadi pioneer dalam memberikan penyuluhan penggunaan alat kontrasepsi yang digunakan oleh laki-laki seperti kondom.

Beberapa kader perempuan yang mengenal Yoyo memandang positif kehadian kader laki-laki di Posyandu. Menurut Suri teman sesama kader dari Posyandu Durian Negeri Laha, Yoyo adalah sosok yang rajin, ramah dan welcome. Lusy Mailoa, pengelola program posyandu di Puskesmas Tawiri yang menaungi Posyandu Delima memiliki pendapat sendiri mengenai para kader Posyandu laki-laki.

Menurutnya, para kader itu memang dipilih karena bisa bekerja sama, mau mendengar dan belajar juga miliki kepedulian yang tinggi pada masyarakat. “Kader lelaki Posyandu dong karja bagus. Lagian kalau dong seng bisa karja pasti su lama barenti”.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2Next page
Back to top button