Oleh: Riyan Hapriyani Suatrat (Pegiat literasi, tinggal di Ambon)
Bagi beberapa orang Februari dikenal sebagai bulan romantis. Perasaan berbunga-bunga dan senyum sumringah menghiasi sudut-sudut bibir. Para pecinta benar-benar memanfaatkan momen ini untuk menabur benih-benih asmara.
Sementara keromantisan yang saya rasakan mungkin sedikit berbeda. Meskipun saya pun turut merasakan bunga-bunga bermekaran di hati. Senyum bangga tersemat di sudut bibirku.
Beberapa hari lalu saya mendapat kabar dari seorang teman. Dia bercerita tentang sebuah perwujudan cinta yang dipersembahkan kepada negeri tempatnya dilahirkan. Rasa cinta ini menjelma ke dalam pembaitan guna menyatukan hati dan isi kepala. Dengan satu tujuan; memajukan negeri.
Bertempat di Desa Artafella, Kecamatan Kian Darat, Kabuoaten Seram Bagian Timur, Provinsi Maluku, lahirlah taman baca Luma Baca Pustaka.
Sebagai awalan mereka telah memiliki modal buku yang sebelumnya tersimpan sejak 2013 yang berasal dari Perpustakaan Daerah. Buku-buku itu tersimpan di rumah bapa M. Yusuf Boufakar.
Buku sains, budidaya, kerajinan, buku motivasi, buku cerita rakyat, biografi, dan profil provinsi, Iqro, buku keagamaan adalah jenis-jenis buku yang mengisi koleksi Luma Baca Artafella yang berjumlah kurang dari 100 eksemplar. Buku-buku tersebut ditata dalam rak-rak yang merupakan peninggalan dari penghuni rumah sebelumnya.
Agar kegiatan berjalan baik dan terorganisir dipinjamlah sebuah rumah kosong, yang dimiliki oleh Ketua IKAPPEMA (Ikatan Pemuda Pelajar Mahasiswa Artafella) Umar Rumaday.
Dan untuk mengesahkan keberadaan Luma Baca Artafella maka dilakukanlah peluncuran dan malam kesenian, yang diselenggarakan di halaman rumah baca karena luas. Tepatnya di Sabtu (12/02/2022) lalu.
Pada kesempatan tersebut hadir pula Kepala Desa Administratif untuk membuka kegiatan, yang diwakili oleh bendahara desa Abdul Karim Nabal. Selain kepala desa hadir juga Sekretaris Negeri adat Kian Darat M. Yusuf Boufakar.
Malam itu ramai hingga tengah malam. Penduduk dihibur dengan aneka persembahan seni. Permainan akustik yang pada akhirnya menjadi karaoke hehehe, puisi yang ditampilkan oleh siswa siswi SD – SMA, stand up comedy, yel-yel Kasipala, teater yang berjudul ‘Ale Pung Sarjana deng Pohong Sagu’.
Sebuah pertunjukkann drama yang disutradarai dan kuratori oleh Imran Rumoga. Pertunjukkan teater ini merupakan penyaduran dari puisi dengan judul yang sama.
Jalan ceritanya seputar perjuangan orang tua di sana yang rela berhutang agar anak-anak bisa kuliah. Benar-benar mencerminkan kehidupan orang Seram.
Selain pertunjukkan seni, panitia juga memberikan kesempatan dnegan ‘senior’ Ali Akbar Rumeon dari TBK untuk memotivasi adik-adik Luma Baca Artafella. Ali menceritakann sedikit sejarah perjalannya membangun Taman Baca Keta.
Ali menekankan pentingnya kolaborasi. Kerja sama antara pemerintah desa dan pemuda. Luma Baca Artafella juga turut mengundang taman baca-taman baca yang berada desa sekitar.
Harapan yang kami naikkan sederhana saja; luruskan niat, satukan hati, dan tetap sehat. Berdoalah agar Allah SWT senantiasa menjaga setiap langkahmu. salam literasi.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi