Oleh: Eltom (Pemerhati sosial)
“Jang kas tinggal sudara pung suara minta tolong tu kaluar par sia-sia/jatuh ka tana, kalu dapa kasi tulungan sadiki jua” (=jangan sia-siakan permohonan bantuan dari saudaramu, berilah pertolongan sebisamu). Pesannya kita harus memberi pertolongan kepada saudara yang memintanya, “jang buang muka dari sudara” (=jangan memalingkan wajah dari saudara).
Ajaran-ajaran tua mengenai hal ini mendorong kita melakukan suatu hal untuk menolong. Biasanya ada dorongan dari dalam diri, “seng sampe hati lai par lia dia susa/kas tinggal dia bagitu ale” (=tidak tega membiarkan dia susah/begitu saja). Jadi “tolong angka susah” itu lahir dari niat hati yang kuat. Karena “sio, sampe hati lai e” (=teganya) bila tidak menolong.
Jadi “kalu lia sudara susa” (=bila melihat seorang saudara dalam kesusahan), “jang tahang langka par tulung” (=jangan berlambat untuk menolong), “kalu dengar sudara pung suara minta tolong, jang karas hati la pura-pura tar dengar” (=kalau mendengar suaranya minta pertolongan, jangan keraskan hati dan pura-pura tuli). Intinya, “sudara tar boleh susa tagal katong ada” (=saudara tidak boleh kesusahan karena kita masih ada).
Kamis, 15 April 2021
Pastori Jemaat GPM Bethania, Dana Kopra – Ambon
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi