KomunitasMaluku

RDD Eksis Hibur Anak-anak Maluku di Pandemi Covid-19

Sabtu sore (4/9/2021), ratusan anak sekolah terlihat ceria, di dalam di gedung Gereja Pniel, Wayame, Teluk Ambon. Mereka menikmati obrolan-obrolan menarik pada acara Dongeng Damai yang diprakarsai oleh komunitas Rumah Dongeng Damai dan jemaat GPM Klasis Pulau Ambon Utara.

Hari itu, Eklin Amtor de Fretes dari Rumah Dongeng Damai (RDD) dan sahabatnya Sukma Patty, menghibur anak-anak lewat cerita-cerita damai yang dibawakan lewat karakter boneka Dodi dan Laila. Kegiatan ini sengaja digelar untuk merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-86 Gereja Prostestan Maluku (GPM).

Nuansa damai lebih terasa ketika, Sukma Patty, yang adalah muslimah dan berhijab itu, bisa tampil apik bersama Eklin yang adalah seorang pendeta, dan dikenal sebagai seorang Ventriloquis di Maluku ini.

Kepada potretmaluku.id Senin (27/9/2021), Eklin selaku founder RDD mengaku, kegiatan seperti itu dilakukan pihaknya, untuk menumbuhkan nilai-nilai luhur perdamaian bagi anak-anak melalui dongeng.

Menurut dia, pada masa pandemi COVID-19 ini, anak-anak bisa jenuh dan stress di rumah. Itu sebabnya, mendongeng kata Eklin, bisa menjadi kado kecil bagi anak-anak untuk refreshing.

“Mendongeng juga menjadi salah satu cara untuk mengingatkan orangtua dalam mengasuh anak di era digital, dengan tetap menanamkan nilai-nilai perdamaian,” tuturnya.

eklin de fretes
Eklin de Fretes (kanan) bersama Sukma Patty saat membawakan Dongeng Damai di Gereja Pniel, Wayame, Teluk Ambon, Sabtu (4/9/2021).(Foto: Istimewa)

Eklin yang saat ini ditugaskan sebagai pendeta di daerah Bebar Timur, Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD) ini berharap, melalui dongeng damai yang terus digencarkan, dapat merawat perdamaian yang ada di Maluku.

Dia mengaku, saat pandemi Covid-19 mulai melanda, aktivitas RDD agak berkurang. Mereka hanya menjalankan beberapa program untuk anak-anak di wilayah sekitar tempat RDD.

“Kami mengadakan program yakni belajar mendongeng secara gratis kepada anak-anak di sekitar sini, dari usia SD sampai SMP. Ada juga kelas seni, ada seni tari, seni lukis, serta menyanyi. Ini dikolaborasikan dengan mendongeng. Akhirnya dari situ lahir pendongeng-pendongeng cilik yang bisa sama-sama mendongeng dengan kakak-kakak relawan di RDD,” paparnya.

Eklin katakan, sebelum pandemi Covid-19, setiap akhir pekan mereka menggelar kelas belajar mendongeng. Namun ketika pandemi kegiatan ini sempat disetop terutama ketika ada Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Program tersebut terpaksa tidak dijalankan lagi dalam beberapa bulan terakhir.

“Namun masih ada kegiatan-kegiatan dongeng yang tetap dilakukan sesuai momennya. Seperti pada saat hari dongeng nasional, hari dongeng internasional, hari anak jalanan internasional, hari anak nasional. Di hari anak internasional itu tetap dilakukan karena memang teman-teman di RDD tetap menggelar kegiatan-kegiatan yang berusaha menghibur anak-anak dan mengedukasikan anak-anak terkait literasi lewat dongeng,” bebernya.

Dia jelaskan, untuk hari anak jalanan internasional, RDD mengadakan kegiatan dongeng damai bersama-sama dengan anak-anak jalanan. Begitu juga dengan hari dongeng Nasional.

Pada setiap kegatan yang digelar, kata Eklin, pihaknya juga selalu menyelipkan edukasi terkait Covid-19, serta selalu mengingatkan anak-anak soal protokol kesehatan.

Ketika ada gempa di Pulau Seram, Maluku, Eklin dan teman-temannya dari RDD juga sempat membuat kegiatan psikososial, dengan turun menghibur anak-anak di sana lewat mendongeng.

“Kemudian ada juga kegiatan kita di tanggal 17 Agustus 2021 kemarin, teman-teman membuat seribu masker yang dibagikan untuk anak-anak jalanan maupun anak-anak di Pasar Mardika, dan anak-anak di Pulau Seram. Sebelumnya juga pada tanggal 31 Juli 2021, dari RDD bekerjasama dengan lembaga Ibu Dwi Prihandini, kami melaunching buku berjudul Mari Belajar Mendongeng Kisah-kisah Damai. Buku ini saya tulis sendiri dan dibantu penerbitannya oleh Ibu Dwi,” terang Eklin.

Screen Shot 2021 08 01 at 00.15.22
Dwi Prihandini (kiri) bersama penulis buku “Mari Belajar Mendongeng Kisah-kisah Damai”, Eklin Amtor de Fretes (kanan) dan boneka Dodi,(Foto: Dok. Dwi Prihandini)

Selain menggelar kegiatan secara langsung dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat, Eklin menuturkan, RDD juga menggelar kegiatan Dongeng Damai secara virtual melalui aplikasi zoom.

“Ada juga pelatihan-pelatihan yang dilakukan secara daring, misalnya pelatihan-pelatihan mendongen bagi guru-guru PAUD maupun guru-guru sekolah minggu. Tetapi juga pelatihan secara langsung mendongen dan membuat alat praga. Seperti di Kota Ternate dan Labuha (Provinsi Maluku Utara), kita langsung turun untuk melakukan pelatihan kepada guru-guru sekolah minggu di sana,” ungkap Eklin.

Bagi Eklin, kesulitan yang dihdapi di masa pandemi ini, ketika menggelar kegiatan Dongeng Damai, yang pasti anak-anak tidak berkumpul secara langsung dalam jumlah yang banyak seperti sebelum pademi.

“Karena pandemi aktifitas berkurang, dan cara anak-anak berekspresi juga turut berkurang. Jika biasanya bisa tertawa, berpelukan untuk bahagia bersama-sama melalui dongeng, saat ini sudah tidak bisa. Karena perjumpaan dibatasi. Oleh sebab itu kebutuhan internet menjadi hal yang sangat diperlukan, dan dengan demikian biaya untuk internet semkain meingkat,” beber Eklin.

Dia katakan, lantaran itu pihaknya harus memasang akses WiFi di RDD selama masa pandemi. Akses untuk pelayanan dari Ambon ke luar Pulau Ambon, menurut Eklin, juga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

“Itu juga sangat menjadi kesulitan kami, Karena Maluku ini merupakan daerah kepulauan, dan untuk menjangkau dari pulau ke pulau itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit,” jelasnya.

Meski begitu, Eklin dengan Rumah Dongeng Damai-nya, selalu berusaha menghibur anak-anak Maluku di mana saja, yang mungkin sudah merasa jenuh di rumah saja, karena kondisi pandemi Covid-19. Selain membawakan materi pesan damai secara umum, pihaknya disebut Eklin, juga menyelipkan pesan-pesan terkait edukasi soal Covid-19. Karena akan lebih mudah dimengerti dan ditangkap anak-anak, jika dikemas dalam kegiatan mendongeng.

“Ada salah satu adik binaan Rumah Dongeng Damai, namanya Adik Ira, yang khusus membawakan Dongeng Damai dengan judul ‘Yuk kalahkan Corona’, dan diposting pada kanal Youtube Rumah Dongeng Damai,” ungkap Eklin.

Dia berharap, materi Dongeng Damai dari salah pendongeng cilik dari Rumah Dongeng Damai, yang baru dirilis Minggu (26/9/2021) ini, bisa menjadi bahan edukasi yang menarik buat anak-anak di mana pun berada.(TIA)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button