Kota TualMaluku

Tokoh Agama Maluku sampaikan Pesan Damai untuk Nuhu Evav

potretmaluku.id – Para tokoh agama di Maluku menyerukan “Pesan Damai” kepada masyarakat di Kota Tual untuk menghentikan konflik dan mengobarkan semangat persaudaraan di bumi Nuhu Evav, menyusul bentrokan antarwarga yang terjadi pada 1 Januari 2023, menyebabkan sejumlah rumah terbakar dan sedikitnya 13 orang terluka.

Pesan Damai yang diterima Potretmaluku.id pada Jumat (3/1), ditanda tangani oleh Ketua MUI Maluku Abdullah Latuapo, Ketua Sinode GPM Elifas T. Maspaitella, Sekretaris Umum Keuskupan Amboina Pastor Agustinus Arbol, Ketua Walubi Maluku W. Jauwerissa dan Ketua Parisada Hindu Dharma Maluku I Wayan Sutapa.

Para tokoh agama menyerukan kepada semua saudara di Nuhu Evav dan seluruh Kepulauan Maluku, untuk tidak lagi mengulangi kesalahan masa silam, sebaliknya ikut bertanggungjawab memelihara damai yang adalah rahmat dan anugerah diantara sesama.

Menurut Para tokoh agama pada 24 tahun lalu Nuhu Evav lah yang pertama-tama menyalakan obor damai di tanah Maluku. Obor damai Nuhu Evav itu yang menerangi hati semua orang Maluku untuk menumbuhkan kesadaran budaya demi perdamaian sejati.

“Sadarilah bahwa konflik adalah salah satu dari ribuan cara pembodohan masyarakat. Konflik membuat anak-anak kehilangan kesempatan belajar, dan itu adalah awal dari ketertinggalan mengejar kemajuan. Hentikan konflik dan jaminkanlah pendidikan anak-anak dalam situasi masyarakat yang amandan damai demi kemajuan generasi kita ke masa depan,” ujar para tokoh agama.

lebih lanjut para tokoh agama menyatakan, konflik telah membuat kita semua hilang kepekaan sebagai orang basudara, dan hilang rasa cinta kepada negeri, pulau dan sesama manusia. Padahal budaya kita merupakan suatu yang sakral karena mengajari kita cinta kepada saudara, rasa memiliki sebagai orang basudara, cinta kepada negeri, kepada tanah sebagai ibu yang melahirkan kita semua, cinta kepada manusia sehingga tidak dengan mudahnya saling menyerang, membakar, melukai dan apalagi membunuh.

“Tidak ada pemenang sejati dalam konflik antar-saudara, yang ada hanyalah kebodohan yang diratapi dan luka bathin yang susah disembuhkan. Maka hentikanlah konflik,” ujar mereka.

Para tokoh agama menyerukan kepada semua pihak untuk belajar dari perempuan-perempuan, dari mama-mama, dari Ina-Ina yang berhati mulia. Dari rahim mereka lahirlah damai. Jangan hianati rahim suci perempuan-perempuan, mama-mama, ina-ina. Mereka adalah gambaran sejati bahwa perdamaian itu suatu ikatan hidup tulus suci. Mereka yang sakit bersalin dan setia bertahan di rumah, hati mereka sakit jika anak yang lahir dari rahimnya terluka, jika rumah tempat berdoa dan merawat kehidupan keluarga terbakar dan musnah.

Selain itu, wujudkanlah cinta kepada Nuhu Evav, kepada anak negeri dan negerinya, kepada pulaunya, bahasanya, kepada persaudaraannya.Bersatulah sebagai pemilik yang sama atas Nuhu Evav, berbicaralah sebagai saudara dalam bahasa Kei yang santun dan penuh hormat, serta bersatulah laksana telur ikan yang memberi kehidupan.

Kokohkanlah tiga dasar hidup yang luhur diantara anak Nuhu Evav yakni Tom, Snib dan Hukum, sebab sejarah (tom) menjadi saksi bahwa kita semua lahir dari kandungan yang sama dan itu adalah hal yang tidak bisa disangkal dan menjasi Snib yaitu janji atau pesan suci yang harus dijaga dan dipelihara, karena mengabaikan atau menjauhi ajaran itu, maka hukum yang akan bersaksi.

Para tokoh agama menyebutkan, orang Kei tidak pernah berdusta, sebab hukum ada di dalam jiwa dan tubuhnya, di alamnya, di rumahnya dan hukum ada di pulau-pulaunya.

“Damai harus lahir dari kita. Sebab damai itu lahir dari hati yang tulus. Maka jangan biarkan siapa pun tertawa dan menari di ataspenderitaan kita. Mari kita menjaga obor damai yang pernah kita bawa untuk menerangi tanah Maluku dan Indonesia,” demikianseruan para tokoh agama.(JAY)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button