AmboinaNasional

Pembelajaran dari Presidensi G20 Tahun 2022 bagi Ambon City of Music

Oleh: Ronny Loppies (Direktur Ambon Music Office dan Focal Point of Ambon UNESCO City of Music)


Perhelatan G20 beberapa bulan lagi dilaksanakan di Bali-Indonesia. Ada kebanggaan tersendiri bagi Indonesia karena bisa menjadi tuan rumah, dari sebuah pertemuan antar negara dan benua tersebut.

G20 adalah forum kerja sama multilateral yang terdiri dari 19 negara utama dan Uni Eropa (EU). G20 merepresentasikan lebih dari 60% populasi bumi, 75% perdagangan global, dan 80% PDB dunia.

Anggota G20 terdiri dari Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brasil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Meksiko, Republik Korea, Rusia, Perancis, Tiongkok, Turki, dan Uni Eropa.

Dibentuk pada tahun 1999 atas inisiasi beberapa anggota G7, G20 merangkul negara maju dan berkembang untuk bersama-sama mengatasi krisis, utamanya yang melanda Asia, Rusia, dan Amerika Latin.

Adapun tujuan G20 adalah mewujudkan pertumbuhan global yang kuat, berkelanjutan, seimbang, dan inklusif. G20 pada awalnya merupakan pertemuan Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.

Namun sejak 2008, G20 menghadirkan Kepala Negara dalam KTT dan pada 2010 dibentuk pula pembahasan di sektor pembangunan. Sejak saat itu G20 terdiri atas Jalur Keuangan (finance track) dan Jalur Sherpa (sherpa track).

Sherpa diambil dari istilah untuk pemandu di Nepal untuk menggambarkan bagaimana para sherpa G20 membuka jalan menuju KTT (Summit).

Ada 3 (tiga) prioritas penting yang bisa dikembangkan dalam konteks Ambon City of Music menjelang Presidensi G20 dengan memilih jalur Sherpa (sherpa track).  Prioritas utama  yang dapat dikembangkan dan menjadi pembelajaran adalah sebagai berikut:

  1. Upaya penanganan kesehatan yang inklusif; membangun sarana fisik seperti ramp termasuk hand rail untuk memudahkan akses bagi orang dengan disabilitas fisik atau menyediakan penerjemah bahasa isyarat bagi pasien tuli.
  2. Transformasi dijital;  penerapan teknologi dijital dalam semua aspek kehidupan masyarakat.
  3. Transisi menuju energi yang berkelanjutan; konsumsi energi ke depan perlu memperhatikan emisi karbon dalam bentuk: 1) emisi gas rumah kaca yang diproduksi lebih sedikit; 2) polusi yang dihasilkan lebih minim; 3) dampak pada lingkungan lebih kecil.

Selanjutnya 3 prioritas di atas dapat diimplementasikan sesuai isu-isu strategis secara nasional untuk dibawa di Presidensi G20 adalah sebagai berikut:

Bidang Pendidikan

  1. Menciptakan universal world education access atau akses yang lebih merata pada pendidikan yang berkualitas untuk semua. Menguatkan komitmen terhadap pendidikan inklusif. Kemudian, upaya kolaborasi yang lebih kuat untuk mencapai tujuan pendidikan berkualitas terutama untuk kelompok rentan.
  2. Teknologi dijital untuk pendidikan dan peningkatan akses dan pemanfaatan teknologi yang tepat untuk mengatasi learning loss untuk kualitas pendidikan. Pemanfaatan teknologi yang mampu menjangkau siswa secara fisik,  tidak mampu bersekolah, mengurangi kesenjangan belajar, dan menghubungkan siswa dengan sumber belajar yang mudah diakses. Menata kembali pendidikan dalam rangka membantu siswa mengalami lingkungan belajar yang lebih adil, menarik, dan menyenangkan dengan menggunakan teknologi dijital.
  3. Membangun sikap gotong royong lintas negara serta lintas sektor untuk dapat meningkatkan akses dan kualitas pendidikan.
  4. Menciptakan kompetensi pendidikan yang berkualitas dan relevan untuk melahirkan SDM unggul dan berdaya saing yang siap menghadapi tantangan di masa depan.

Bidang Industri

  1. Membangun konsep Farmasi Hijau atau Green Pharmacy. Berupaya mendorong industri farmasi di Indonesia dengan memanfaatkan biodiversitas alam berupa produk obat modern asli Indonesia yang dihasilkan melalui teknologi modern. Dalam proses produksinya diupayakan minim dampak terhadap lingkungan. Konsep ini diklaim memiliki sistem lingkungan dan ekologi yang lebih baik, meningkatkan kesejahteraan petani, hingga meningkatkan kemandirian dalam hal bahan baku aktif (API) yang berasal dari dalam negeri.

Bidang Ekonomi Kreatif

  1. Penerapan ekonomi kreatif di skala kota, khususnya di negara-negara belahan bumi selatan, termasuk peran ekonomi informal dalam industri kreatif, ekosistem ekonomi kreatif, kota-kota tangguh, industri kreatif, disrupsi teknologi digital, peluang inklusif, dan pekerjaan masa depan.

Bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan

  1. Supporting more sustainable recovery, yakni mengenai implementasi Nationally Determined Contributions (NDCs) dari negara G20 untuk jangka panjang. Diharapkan akan ada hasil riset yang melihat analisis komperhensif bagaimana dampak dan pencapaian NDCs dan upaya yang dilakukan untuk mencapai sustainable recovery ke depan.
  2. Enhancing land and sea based actions to support environment protection and climate objectives, diharapkan negara G20 memiliki action plan untuk memperkuat kerja sama, terutama di bidang kelautan. Isu ini penting dibahas karena Indonesia memiliki potensi besar untuk aksi perubahan iklim dari wilayah laut dan pesisir.
  3. Enhancing resourches mobilization to support environment protection and climate objectives, dimana diharapkan dapat menghasilkan laporan bagi negara G20 untuk meningkatkan upaya mobilisasi sumber daya dan mendorong upaya mengembangkan inovasi dalam konteks pembiayaan.

Bidang Perhubungan

  1. Mendorong pemakaian kendaraan listrik untuk menurunkan emisi karbon.

Bidang Pertanian

  1. Membangun sistem pangan dan pertanian yang tangguh dan berkelanjutan.
  2. Mempromosikan perdagangan pangan yang terbuka, adil, dapat diprediksi, dan transparan.
  3. Mendorong bisnis pertanian yang inovatif melalui pertanian dijital untuk memperbaiki kehidupan pertanian di wilayah pedesaan.

Bidang Perdagangan, Investasi dan Industri

  1. WTO Reform (mendukung pencapaian target SDGs 10 Reduced Inequalities, SDGs 17 Partnership for the Goals dan SDGs 8 Decent work and Economic Growth)
  2. The Role of Multilateral Trading System to Strengthen the Achievement of SDGs (SDGs 1 No Poverty, SDGs 2 Zero hunger, SDGs 14 Life Below Water dan SDGs 17 Partnership for the Goals)
  3. Trade, Investment and Industry Response to the Pandemic and Global Health Architecture (SDGs 3 Good Health and Well Being)
  4. Stronger SDGs for Robust Global Economic Recovery through Inclusive Trade, Sustainable Investment and Industry. Isu ini akan menjadi landasan bagi tiga isu lainnya, yaitu: Digital Trade and Sustainable GVCs (SDGs 5 Gender equality, SDGs 8 Decent Work and economic Growth dan SDGs 9 Industry, Innovation and Infrastructure); Spurring Sustainable Investment to Accelerate Global Recovery (SDGs 8 Decent Work and economic Growth dan SDGs 17 partnerships for the Goals; Inclusive and Sustainable Industrilization Via Industry 4.0 (SDGs 9 Industry, Innovation and Infrastructure)

Isu-isu strategis dapat dipelajari dan dikembangkan oleh Ambon City of Music dalam mengantisipasi perkembangan yang beradaptasi dengan kebutuhan lokal sampai global.

Salah satu cara yang cukup elegant untuk membangun pemahaman arah dan tujuan adalah membangun jejaring internasional dan berupaya keras menjadi tuan rumah event-event internasional yang selalu menjadi rebutan kota-kota di Indonesia.(*)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button