PB IDI Minta Masyarakat Tak Euforia Setelah Divaksin, Tetap Jalankan Protokol Kesehatan 5M
AMBON – Juru Bicara Covid-19 Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Erlina Burhan meminta masyarakat setelah divaksin, jangan lantas euforia, lantas melupakan protokol kesehatan 5M yaitu yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari keramaian dan membatasi mobilisasi.
“Data menunjukkan bahwa sekitar 0.7 sampai 0,8% orang yang sudah mendapat vaksin Covid-19 dosis lengkap, masih dapat terinfeksi Covid-19,” ujar Erlina mengingatan, saat berbicara pada pada acara Halalbihalal Keluarga Besar Bina Antarbudaya, dengan tema “Spirit Silaturahmi di Masa Pandemi”, yang digelar secara virtual, Minggu (6/62021).
Erlina katakan, resiko terinfeksi pasca vaksin Covid-19 bisa saja terjadi, antara lain karena orang tersebut sudah terinfeksi Covid-19 beberapa hari sebelum divaksin (masa inkubasi), atau proteksi vaksin tidak 100%, lantaran bervariasi untuk setiap vaksin.
“Resiko terinfeksi juga bisa jadi karena vaksin tidak bisa membentuk kekebalan terhadap semua strain. Sednagkan terkait mutasi virus, sebab vaksin belum terbukti dapat memproteksi terhadap varian baru. Kemungkinan yang lain, imunitras yang terbentuk pasca vaksin setiap orang berbeda-beda,” paparnya.
Menurut Satgas Waspada dan Siaga Covid-19 PB IDI ini, itu artinya penularan masih sangat rentan terjadi, dan kalau penularan tidak terkendali ini akan terus memicu terjadinya mutasi virus.
Karena itu, lanjut dia, jika ingin tidak ada mutasi virus, maka kita harus mencegah terjadinya infeksi yang terus-menerus ini. Oleh sebab itu harus lebih banyak orang kebal.
“Lalu bagaimana supaya banyak orang yang kebal, ya itu tadi, melakukan vaksinasi. Walau pun vaksinasi bukan satu-satunya,” ujar Erlina.
Bicara tentang perkembangan vaksin, Ketua Tim Pengobatan Covid-19 RSUP Persahabatan Jakarta ini mengungkapkan, sebetulnya target Indonesia adalah melakukan vaksinasi terhadap 181 juta penduduk Indonesia (181.554.465). Tapi hingga saat ini yang sudah divaksin baru sekitar 28 juta.
“Sehingga kita masih jauh ini dari apa yang diistilahkan sebagai herd immunity atau kekebalan kelompok. Padahal kalau kita sudah capai herd immunity, walaupun ada sebagian yang terinfeksi tapi tidak akan menulari orang-orang yang sudah kebal,” terangnya.
Erlina sekadar mengingatkan, tujuan vaksinasi Covid-19 antara lain: menurunkan kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mencapai kekebalan kelompok (herd immunity) untuk mencegah dan melindungi kesehatan masyarakat, dan melindungi dan memperkuat sisitem kesehatan secara menyeluruh.
“Ujung-ujungnya yaitu menjaga produktifitas dan meminimalisasi dampak sosial dan ekonomi,” tandasnya.
Itu sebabnya herd immunity ini, kata Erlina sangat penting. Pemberian vaksin dapat melindungi orang lain dalam suatu. Namun di Indonesia, lanjut dia, masih sedikit orang yang tervaksin, sehingga masih jauh dari herd immunity.
“Oleh sebab itu, mari kita semua mensukseskan program vaksinasi dengan mempersiapkan diri sebaik mungkin,” imbaunya.
Dia juga mengingatkan, vaksin hanyalah salah satu upaya pencegahan. “Jadi pencegahan harus dilakuan berlapis-lapis. Menjalankan protokol kesehatan 5M sangat dianjurkan, untuk menjaga imunitas masih sangat diperlukan untuk pencegahan,” pungkasnya.(PM-05)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi