Ekonomi & BisnisMaluku

Kisah Kamboti dan 500 Petani Membawa Cita Rasa Warisan Maluku ke Pasar Internasional

Pernahkah kamu membayangkan, sebuah perusahaan kecil dari ujung timur Indonesia bisa mengirimkan puluhan ton rempah premium ke benua Eropa? Kami pun awalnya tidak. Sampai akhirnya kami bertemu langsung dengan Marsenda Mireilla Tahitoe, Direktur PT Kamboti Tanipala Maluku. 

Bersamanya, kami menyusuri perjalanan Kamboti dari gagasan sederhana menjadi pemain ekspor rempah yang diperhitungkan.

Ketika Petani Hanya Menjual, Bukan Mengolah

Sore itu kami menuju ke arah kawasan Pelabuhan Gudang Arang, di daerah Benteng, Kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon. Pada sebuah bangunan klasik, berdinding seng baja, kami diterima Marsenda dan rekannya Jose.kamboti

 

Marsenda membuka cerita dengan satu fakta yang menurut kami menohok: “Banyak petani pala di Maluku itu luar biasa, tapi mereka belum tahu nilai asli dari yang mereka punya.”

Selama ini, mayoritas petani hanya fokus pada panen, pengasapan, lalu jual. Pengasapan dilakukan dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar dalam gubuk-gubuk kecil. 

Masalahnya, metode ini menimbulkan senyawa kimia berbahaya seperti benzopiren, yang dilarang di pasar Uni Eropa. Akibatnya, kualitas pala menurun, dan harganya pun jatuh di pasaran internasional.

kamboti

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), produksi pala Indonesia tahun 2022 mencapai 36.872 ton, dan Maluku menyumbang hampir 20% dari angka tersebut. 

Tapi ironisnya, ekspor langsung dari Maluku sangat minim. Komoditas ini justru dikirim ke Surabaya atau Jakarta dulu sebelum diekspor, membuat petani tak pernah merasakan nilai tambah dari produk mereka.

Marsenda menuturkan, pihaknya di Kamboti menyadari hal ini. “Kamboti tidak bisa terus biarkan petani rugi hanya karena tidak tahu standar global,” ujarnya.

Bangun dari Nol – Edukasi, Bukan Sekadar Beli

Kamboti lahir bukan sebagai pedagang, tapi sebagai penghubung. Visi mereka jelas: meningkatkan kualitas hidup petani dengan membangun rantai pasok berstandar ekspor dari tingkat paling bawah.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button