Jembatan Kawa-Nua Putus, Nasib Masyarakat Seram Selatan Terpuruk
Oleh: Pdt. Carlos Titahena (Ketua Majelis Jemaat Gereja Protestan Maluku [GPM] Piliana, Klasis GPM Telutih)
Cuaca ekstrim yang menimpa wilayah Maluku akhir-akhir ini, memberikan dampak yang sangat signifikan terhadap kehidupan masyarakat. Terkhususnya pada Kabupaten Maluku Tengah, di Pulau Seram.
Runtuhnya beberapa jembatan di kabupaten ini, secara tidak langsung memutus akses masyarakat pada wilayah Siwalalat, Telutih dan Tehoru menuju ke pusat Kabupaten Maluku Tengah, Kota Masohi.
Seperti yang terjadi kemarin, Jumat (28/7/2023). Masyarakat terpaksa harus melakukan evakuaisi pasien yang sakit, dengan menempuh jalur laut, guna mendapatkan penanganan atau pelayanan kesehatan di Kota Masohi.
Petrus Serumena (62 tahun), seorang petani yang adalah warga Negeri Lafa, Kecamatan Telutih, mengalami sakit selama tiga hari, yang kemudian dirawat pada Puskesmas Laimu, Kecamatan Telutih. Namun karena kondisi pasien yang harus mendapatkan penanganan lebih lanjut, maka oleh petugas kesehatan setempat, ia harus dirujuk ke RSUD Masohi.
Tapi lantaran akses darat tidak bisa dilalui dengan baik karena jembatan “putus”, Petrus yang dibawa dengan menempuh perjalanan darat dari Lafa menuju Negeri Yaputi, terpaksa harus melanjutkan melalui jalur laut menggunankan longboat ke Tehoru, untuk selanjutnya kembali menempuh jalur darat ke Kota Masohi.
Sungguh perjalanan yang sangat melelahkan dan panjang, yang tentunya sangat beresiko bagi kondisi pasien. Belum lagi biaya transportasi yang cukup besar.
Penyebabnya, ya itu tadi, Jembatan Kawa-Nua yang adalah satu-satunya akses darat penghubung wilayah Seram Selatan (Tehoru, Telutih dan Siwalalat) menuju Kota Masohi, mengalami rusak berat diterjang banjir pada Senin (10/7/2023) lalu.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi