Jang Stengah-stengah
Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Pemerhati Sosial)
“Mau apapa bagus tuh jang stengah-stengah” (=bila ingin segala hal itu baik jangan setengah-setengah). Ungkapan “jang stengah-stengah” menerangkan perlu “kasih hati fol-fol” (=beri hatimu seutuhnya), jadi harus dengan niat yang sungguh, “bukang barmaeng-barmaeng” (=bukan sekedar main-main).
Selain itu ungkapan itu juga menerangkan “musti deng perlengkapan segnap” (=harus dengan perlengkapan penuh), “dari ujung kapala sampe ujung kaki” (=dari ujung kepala sampai ujung kaki). “Jang su bajang sampe tengah jalang la lupa capeu, o itu tarpake” (=jangan sudah di tengah jalan lalu lupa topi atau lainnya, tidak bisa seperti itu).
“Kalu mau tanding, tanding yang batul, perhatikan diri babae” (=jika hendak tampil, tampillah yang benar, perhatikan diri dengan benar). “Kalu mau unju kuat, unju yang batul, jang lia orang sombar la talo’ung parsis toropepel kas maso kapala sambuni muka” (=jika mau tunjuk kekuatan, tunjukkan yang benar, jangan takut ketika melihat bayangan orang lain seperti toropepel menyembunyikan kepalanya). “Jadi jang stengah-stengah“.
“Dunya nih su balandong deng sagala rupa perkara” (=dunia sudah dipenuhi berbagai masalah). “Jadi jang stengah-stengah” jika mau menghadapinya. “Kalu skolah, skolah babae, bila parlu sampe smua skolah abis” (=jika bersekolah, bersekolahlah yang benar, jika perlu sampai habis semua sekolah). Ungkapan ini paralel dengan “kalu mau blajar, blajar yang batul, jang orang palente la mati deng bodo sisa” (=jika mau belajar, belajarlah yang benar, agar jangan orang menipu kita sehingga kita mati membawa kebodohan).
“Kalu su karja, karja yang batul, jang dapa suruh biking ini la babingong, ka orang laeng su lari deng pancar gas mar katong ada toma deng kole-kole” (=jika sudah bekerja, bekerjalah yang baik, jangan bingung ketika disuruh, akibatnya orang sudah maju dengan pesawat jet, kita masih mendayung kole-kole/perahu tanpa semang). “Jadi tarkira apapa tuh babae sadiki supaya tau akang slak” (=jadi perhatikanlah dengan sungguh-sungguh agar mengetahui cara kerjanya), “jang banting salah slak” (=jangan sampai melakukan salah).
“Dunya su susah” (=dunia sudah susah). “Su seng bisa stengah-stengah lai” (=tidak bisa main-main lagi). “Orang su pake sagala rupa cara par dapa dong pung parlu” (=orang sudah gunakan segala cara demi meraih kepentingannya). “Jadi jang stengah-stengah”. “Oras nih, se talat sadepa, dong su langgar dua langkah di muka” (=sekarang ini, anda telat sedepa, mereka telah berada dua langkah di depan anda).
“Jadi jang sono sampe tengah hari, itu bangong lai badang-badang su saki la tar bisa par biking apapa satu lai” (=jangan tidur sampai tengah hari, karena ketika anda bangun sekujur badan terasa sakit sehingga anda tidak dapat melakukan apa pun). “Kaget lai orang su pulang deng hahalang muka blakang yo ale ada masih kuca mata” (=tanpa sadar orang sudah pulang dengan hasil melimpah, anda masih mengucek mata setelah bangun tidur).
Jadi “jang stengah-stengah”. “Ator skali, la taru apapa yang mau pake tuh skali, tagal seng boleh lupa satu pun” (=aturlah segala perlengkapan, sebab tidak boleh satu pun yang terlupakan). “Ingatang sampe di faneti kacil lai mar jang lupa akang” (=ingatlah, sampai pada peniti yang kecil pun jangan sampai lupa disiapkan).
Har’ Ahad, 21 Agustus 2021
Pastori Ketua Klasis GPM Taniwel
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi