Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Pemerhati Sosial)
“Tiap orang deng dia bageang sandiri-sandiri” (=setiap orang dengan bagiannya masing-masing). Malah “tiap-tiap pung lebe sandiri-sandiri lai” (=setiap orang memiliki kelebihannya masing-masing).
“Beta bisa par bakabong, ale bisa cincang nani sagu, yang laeng bisa manjai jareng, ada yang tukang biking rumah, ada jua yang bisa renda, manjai pola” (=saya bisanya berkebun, anda membuat penampi pati sagu, yang lain bisa menjahit jaring, ada yang jadi tukang bangunan, merenda dan merajut).
“Hidop nih akang bagitu jua” (=hidup ini seperti demikian). “Beta pung lebe ada di sini, ale pung di sana, beta pung kurang nih akang bagini, ale pung kurang akang bagitu” (=kelebihanku di sini, kelebihanmu di sana, kekuranganku seperti ini, kekuranganmu seperti itu), “mar kalu beta pung kurang, ale bisa isi, beta pung lebe beta bisa bage” (=tetapi pada kekuranganku anda bisa mengisinya dan dari kelebihanku aku bisa membagi).
“Katong pung labe-labe sadiki tuh bukang par unju mangarti, biking diri tinggi” (=sedikit kelebihan yang ada pada kita itu tidak harus membuat kita sombong, tinggi diri), dan “katong pung kurang jua bukang la musti dudu takisu, ausu, macang tar bisa par apapa satu lai” (=kekurangan yang ada juga tidak harus membuat kita mengucilkan diri, malu melibatkan diri).
“Masing-masing deng tiap-tiap” (=masing-masing orang dengan kelebihannya sendiri-sendiri). “Jadi seng usah bapaksa kata bisa biking sagala rupa” (=jadi tidak usah memaksakan diri seakan bisa mengerjakan segala sesuatu), “Antua su kase masing-masing deng tiap-tiap” (=Tuhan sudah memberi masing-masing orang dengan kelebihannya/karunia sendiri-sendiri).
“Deng katong pung lebe-lebe sadiki tuh katong baku sorong bahu supaya apa yang katong harap, jadi” (=dengan kelebihan itu kita saling membantu agar semua yang diharapkan bisa terlaksana).
“Jadi, kalu ada dapa minta par biking apapa tuh, biking akang deng sagala hormat jua” (=jadi jika anda diminta mengerjakan suatu hal, kerjakanlah dengan penuh rasa hormat), “ale dapa minta tagal dong tau ale bisa, ada pung lebe sadiki” (=anda diminta karena anda diyakini bisa/mampu, karena ada karunia/kelebihanmu pada sisi itu). “Katong musti topang, jang unu-unu la biking akang jadi hal” (=kita harus menopang, jangan memprotes lalu menjadikannya sebagai masalah; unu-unu itu artinya memprotes sambil bicara yang tanpa suara dan tidak berhenti-henti. Hampir sama dengan bakanor, hanya bakanor itu seperti bicara dalam mulut/tanpa membuka mulut).
“Masing-masing deng tiap-tiap” itu wujud pengakuan dan penerimaan atas kelebihan dan kekurangan diri tiap orang. “Mari barbage dari apa yang katong pung” (=mari berbagi dari karunia yang kita miliki), niscaya sentosa hidup ini.
Rabu, 22 September 2021
Pastori Ketua Sinode GPM Jln Kapitang Telukabessy-Ambon
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi