Marga Tionghoa Indonesia yang ada di kawasan Maluku, antara lain Cia/Tjia, Gouw/Goh/Go, Oey/Ng/Oei, Ong, Tio/Thio/Theo/Teo, dan Lim. Beberapa nama Tionghoa juga sudah berasimilasi menjadi nama orang Maluku, contohnya, Lie dikenal sebagai Lerebulan, dan Go dikenal sebagai Gosal (wikipedia.org). Beta pung tamang ada beberapa orang etnis China, antara lain Tan Tji Han (saat SMP), Tjiu I Bing dan Femmy Lim (saat SMA).
Tanda bahwa orang-orang China su ada sejak dulu kala, bisa ditemukan pada makam-makam tradisional orang China di Ambon. Kuburan-kuburan China itu ada di Air Salobar, Benteng, Kudamati, Belakang Soya, deng Air Mata China. Beta sempat dua-tiga kali iko rombongan pengantar jenazah ke pekuburan China di Kudamati, iko dong pung prosesi pemakanan.
Chinesestraat itulah yang nanti Jalan AY Patty. Tapi ale tau kaseng, AY Patty ini sapa? Antua itu pung nama lengkap Alexander Jacob Patty, lahir di Pulau Banda, 30 September 1890, dan wafat di Bandung, tahun 1952. Antua ini tokoh Sarekat Ambon (SA), yang didirikan di Kota Semarang, tahun 1920.
Organisasi Sarekat Ambon ini pung ideologi bersumber pada ideologi Indicshe Partij dari E.F.E. Douwes Dekker, yaitu berjuang demi kemerdekaan Hindia dari cengkeraman penjajahan. Tujuan SA adalah meningkatkan kesejahteraan masyarakat di residensi Ambon (lib.ui.ac.id).
AY Patty ini jago propaganda. Tapi antua kalo bicara pake bahasa yang mudah dipahami masyarakat. Upaya nyata yang dilakukan antara lain, protes kenaikan uang sekolah, penggabungan beberapa Sekolah Dasar ke dalam HIS (Hollandsche-Inlandsche School), yakni sekolah Belanda bagi bumiputra, juga mendirikan toko koperasi. Jadi, sangat layak kalo antua diabadikan namanya sebagai nama jalan.
Jalan utama di Kota Ambon ini, panjangnya mungkin kira-kira hanya 1 km, membentang dari perempatan Masjid Raya Alfatah sampe amper perempatan Pertokoan Pelita-Pos Kota. Jalan ini akang lebar e, sampe-sampe dong biking jadi dua jalur.
Pada masa-masa Kolonel (Purn) J. Decky Wattimena jadi Walikotamadya Ambon (1986-1991), antua tegas gencarkan kebersihan. Paleng kantara itu di Jalan AY Patty, jangankan sampah, puntung rokok saja seng lia. Orang bahkan seng boleh baludah di teras toko. Jang herang, kalo pagi-pagi itu kadang, katong lia pemilik toko yang manyapu dong pung muka toko.
Waktu aturan kebersihan ini diberlakukan, pemerintah kota atur jam buang sampah. Subuh-subuh su musti taro kantong sampah di pinggir jalan, nanti ada trek sampah yang datang ambe akang. Bukan itu saja tamang, disipiln menyeberang jalan juga diterapkan. Seng bisa slebor atau kalabor lai, menyeberang iko ale pung mau. Tapi musti menyeberang jalan di zebra cross, kalo seng, ale dapa strap dari Polwan yang ada di situ. Tau rasa!
Beta inga Jalan AY Patty ini, karna dolo-dolo, kalo mau bali keperluan menggambar tinggal pi ka sana sa. Di sana ada banyak toko yang jual peralatan kantor (ATK). Salah satunya, Toko Pelikan. Kadang, kalau pulang skola, katong bapontar do, cuci mata di sepanjang jalan ini yang dipenuhi pertokoan, di sisi kiri deng kanan jalan.
Kenangan deng Jalan AY Patty terakhir itu, saat katong habis pengumuman lulus ujian SMA Negeri 2 Ambon. Beta deng beberapa tamang kalas IPS IIIA-3-1, pi foto di Sinar Modern Photo Studio. Waktu itu, katong pung baju seragam su pono deng coret-coretan spidol. Beta, Sarles Bolaman, Aida Andriani Arkiang, Ivonne Hogendorp, deng tamang laeng ada dalam foto yang diabadikan tahun 1987 itu.(*)
Makassar, 8 Februari 2024
IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi