Kutikata

Hidop Lebe Penting Daripada Bakumalawang Tar Guna

KUTIKATA

Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Pemerhati Sosial)


Ini katong mau bakumalawang tar guna ka tulung orang?” (=Ini kita mau terus berdebat yang tak ada gunanya atau menolong orang?). “Jang sampe katong ada bakumalawang mar orang su mati” (=jangan sampai kita sedang berdebat tetapi orang sudah mati).

Jadi kalu lia sudara su susah, pi tulung kamuka dolo, nanti baru carita dar’ blakang” (=jadi kalau ada saudara yang susah, berilah dahulu pertolonganmu, setelah itu barulah kita bicara). “Jang cuma bisa lia” (=jangan hanya bisa melihat), “lalu par mau tulung tuh katong bakumalawang” (=lalu untuk membantu itu kita berdebat), “mulai dari sapa yang musti kamuka” (=mulai dari sapa yang harus membantu lebih dahulu), “sapa yang bisa ka harus” (=siapa yang bisa atau harus), “kalu tulung dia nih orang laeng marah ka seng” (=kalau menolongnya apakah orang lain marah?), “jang sampe langgar atorang” (=jangan sampai kita melanggar aturan). “Tagal bakumalawang samua itu, konci rekeng sudara tuh tinggal deng susah/sakitang taong makang taong” (=karena kita sering mendebatkan semuanya itu maka saudara kita tetap dalam kesusahan/kesakitannya bertahun-tahun).

Baca Juga: Mangente

Jadi “ingatang! Hidop lebe penting daripada bakumalawang” (=Ingatlah! Hidup lebih penting daripada berdebat).

Bakumalawang jua mangkali kata tau akang pung soal, ini su tar tau babae baru bakumalawang” (=berdebat juga padahal kita tidak tahu masalahnya. Sudah tidak tahu, berdebat lagi).

Bakumalawang jua, mar orang susah tambah banya” (=berdebat juga orang yang susah terus bertambah).

Katong dudu bakumalawang padahal orang laeng ada tulung orang susah sampe mandi-mandi karingat” (=kita duduk berdebat padahal orang lain sedang menolong orang susah sambil berpeluh). “Jadi jang biking waktu hidop nih abis deng bakumalawang” (=jangan habiskan waktu hidupmu dengan berdebat). “Turung sana la tulung orang susah lebe bae dari pada bakumalawang sampe mulu basantang/mulu lalah” (=turunlah dan bantu orang susah, itu lebih baik, daripada berdebat tidak ada guna/ujungnya).

Kalu tinggal mau par bakumalawang, jang jalus orang laeng yang su karja tulung orang susah” (=jika hanya mau berdebat, jangan cemburui orang lain yang sudah bekerja menolong orang susah). “Pikir bagini saja, mangkali ale lahir mulu kamuka, la dong lahir kaki ka tangang yang kamuka” (=pikirkan begini saja, mungkin saja saat anda lahir, mulutmu yang keluar terlebih dahulu, dan mereka itu tangan/kakinya). “Supaya kalu ale mau bakumalawang tarus, bakumalawang sa, mar katong mau karja tuung orang” (=agar jika anda mau terus berdebat, berdebatlah, tetapi kami mau bekerja menolong mereka yang susah).

Salamat konci usbu, 24 Juli 2021
Pastori Ketua Sinode GPM Jln Kapitang Telukabessy – Ambon

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Lihat Juga
Close
Back to top button