Carita nene luhu ini bermula dari kisah Negeri Luhu di Pulau Seram, Maluku Tengah, yang terkenal sebagai penghasil cengkih terbanyak. Negeri ini dipimpin Raja Gimalaha Luhu Tuban deng permaisuri Puar Bulan. Raja pung ana gadis namanya Ta Ina Luhu.
Waktu Belanda maso mau kuasai Negeri Luhu, terjadi perang deng rakyat setempat. Perang itu dikenal deng nama Perang Pongi atau Perang Huamual. Belanda menang, raja deng seluruh keluarga kerajaan tewas, kecuali Ta Ina Luhu.
Sebagai tawanan, putri raja ini lalu dibawa ka Ambon. Dia dipaksa memenuhi napsu bejat panglima perang Belanda. Seng tahan hidup dalam penderitaan, dia berusaha kabur. Akhirnya, dia bisa melarikan diri ka Negeri Soya, naik kuda milik tentara Belanda. Di sini dia disambut baik oleh Raja Soya dan diperlakukan bagai keluarga sandiri.
Namun, suatu saat, dia merasakan perutnya hamil, akibat perkosaan yang dialami selama jadi tawanan Belanda. Dia merasa seng nyaman untuk tetap tinggal di situ. Diam-diam dia kabur nai kuda menuju arah ke pegunungan. Dia sempat ditemukan oleh pasukan Raja Soya yang cari dia. Tapi setelah itu dia bisa menghilang secara ajaib.
Ada versi lain, yakni bilang putri itu merupakan anak kesayangan Raja Soya. Dia pung hobi menyulam. Saking senangnya menyulam, pada suatu hari Minggu, saat lonceng gereja babunyi, dia tetap saja menyulam. Tiba-tiba benang sulamannya itu jatuh, gulungan banangnya maso lubang kacil di sudut dinding rumahnya. Bagitu dia pi cari gulungan banang itu, ternyata dia terperosok maso lobang. Sejak itu dia hilang. Masyarakat Maluku parcaya, nene luhu merupakan manusia biasa yang menjelma jadi tokoh mistis lantaran kisah tragisnya.
Carita rakyat ini menarik karna dikaitkan dengan tampa-tampa yang katong kanal. Jadi waktu pasukan Raja Soya tiba di gunung cari Ta Ina Luhu, dia su seng ada di situ. Dong cuma temukan bakas atau sisa kuli jambu yang dia makan. Gunung itu lalu dikasi nama Gunung Nona.
Ta Ina Luhu tarus nai kuda menuruni lereng menuju ka pantai Amahusu. Karna kancang, dia pung topi diterbangkan angin. Waktu dia mau ambel akang, tiba-tiba topinya jadi batu, yang sakarang orang kanal akang sebagai Batu Capeo.
Putri tarus melanjutkan perjalanan. Pasukan Raja Soya juga tarus cari dia, sampe baku dapa di daerah yang sakarang disebut Kudamati. Putri menghilang di daerah ini. Itulah mangapa, konon makhluk halus yang menculik anak-anak merupakan jelmaan Ta Ina Luhu.
Sebagai tambahan, di atas Gunung Nona itu ada kuburan yang dipercaya oleh sebagian orang sebagai kuburan keramat. Biasanya, ada yang datang berziarah, bawa bunga atau lapas ayam di situ, kalau dia pung nazar terkabul.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi