Berbulan-bulan Pelabuhan Waisala di SBB Gelap Gulita, Solusi Diharapkan Segera
potretmaluku.id – Pelabuhan Waisala, di Desa Waisala, Kec. Waisala, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), yang menjadi akses penghubung penting antara Pulau Ambon, Pulau Seram, Pulau Buano, Pulau Manipa, dan Pulau Buru melalui Kapal Ferry Tanjung Sole, telah mengalami kegelapan yang memprihatinkan selama beberapa bulan terakhir.
Informasi yang diperoleh potretmaluku.id, Senin, 5 Agustus 2024, menyebutkan bahwa kegelapan ini terjadi akibat hilangnya aki lampu jalan, yang menyebabkan lampu-lampu di sepanjang pelabuhan ini mati total.
Menurut seorang warga yang enggan disebutkan namanya, kegelapan ini sudah berlangsung selama enam bulan, tepatnya pasca pemilu 2024.
Warga tersebut menyampaikan kondisi ini kepada potretmaluku.id melalui sambungan ponsel, saat Kapal Ferry Tanjung Sole tiba dari Dermaga Buano pada Jumat malam, 02 Agustus 2024, pukul 19.30 WIT.
“Biasanya Kapal Ferry Tanjung Sole masuknya sore hari. Namun jika ketika faktor cuaca tidak bersahabat, maka baru masuk di malam hari,” terangnya.
Itu sebabnya kegelapan yang melanda pelabuhan Waisala bukan hanya menimbulkan ketidaknyamanan, tetapi juga berpotensi mengganggu operasional kapal serta pelayanan jasa laut.
Pelabuhan ini merupakan akses vital bagi masyarakat yang hendak bepergian ke Ambon dan Buru (Namlea).
Selain itu, kondisi gelap gulita ini dapat mempersulit proses sandar kapal, yang tentunya akan berdampak pada keselamatan penumpang dan awak kapal.
“Pelabuhan ini adalah akses penting bagi para pengguna jasa kapal, jadi seharusnya masalah kegelapan ini tidak dibiarkan berlarut-larut,” kata sumber tersebut.
“Pemerintah daerah, khususnya Dinas Perhubungan Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB), harus segera menangani masalah ini agar operasional Kapal Ferry Tanjung Sole tidak terganggu dan tetap beroperasi sesuai rute yang ditentukan,” sambungnya berharap.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi