“Keberanian yang membuat kalian akan tahan dalam situasi apapun! Nyali sama harganya dengan nyawa…” (Che Guevara).
Oleh: Dr. M. J. Latuconsina, S.IP, MA (Dosen Fisip Universitas Pattimura Ambon)
Abdul Jalil Latuconsina yang biasa disapa Abah Jalil, tak asing bagi publik di Maluku dan Jawa Timur. Semasa hidupnya ia lebih banyak berdomisili di Kota Surabaya, daripada di Kota Ambon.
Pada kota yang terletak di Pulau Jawa bagian timur ini, namanya sangat dikenal khalayak. Bahkan beberapa tahun lalu ia pernah menguji nasib dalam Pilkada Jawa Timur, dengan meramaikan bursa bakal calon Wakil Gubernur Jawa Timur, yang berpasangan dengan K.H. Abdul Jalil sebagai bakal calon Gubernur Jawa Timur. Spanduk dan baliho mereka pun ramai terpampang di sudut-sudut Kota Surabaya, yang bertuliskan duet “Jalil-Jalil”.
Saya sempat foto bareng Abah Jalil. Foto kami berdua ini diabadikan oleh salah seorang jamaah, usai dilaksanakannya salat Idulfitri di Masjid Raya Alfatah, Ambon. Sebenarnya saya hendak menulis in memoriam tentang Abah Jalil, tapi fotonya tersimpan di laptop yang terserang virus. Empat bulan setelah wafatnya beliau, baru lah bisa mendapatkan foto ini. Meski demikian narasi tentang Abah Jalil tidak akan kehilangan momentum.
Hal ini dikarenakan beliau orang baik, yang namanya tetap dikenang sepanjang waktu. Pernah diceritakan kepada saya oleh Bang Djunaidy Marasabessy, salah satu tokoh PDI Perjuangan Maluku, yang sempat dekat dengan Abah Jalil. Bang Djun menuturkan, bahwa, Abah Jalil sedari dulu sudah tahu Anas Urbaningrum (AU) karier politiknya kedepan akan bagus. Maka saat Anas masih kuliah dan memulai kariernya di HMI Abah Jalil sering membantunya.
“Beta sering baku kontak dengan Anas bicara-bicara tatap muka maupun lewat telepon. Anas itu anak muda yang cerdas. Kalau dia minta bantu di beta, beta selalu bantu dia. Anas ini kedepan dia akan jadi orang besar,” demikian kata Abah Jalil dalam dialeg Malayu Ambon, seperti yang ditirukan cara berbicaranya oleh Bang Djunaidy.
Ucapan Abah Jalil tentang karier Anas kedepan bakal menanjak, ternyata tak meleset. Dalam konggres HMI di Yogyakarta, Anas pun terpilih, dan ia menjadi Ketua PB HMI sejak tahun 1997 hingga 1999.
Dari Ketua PB HMI ia kemudian menjadi tim perumus undang-undang politik di tahun 1998, Pimpinan KPU RI (2000-2007), anggota DPR RI (2009-2014), Ketua DPP Partai Demokrat (2010-2013) dan kemudian menjadi Ketua PPI sejak 2013. Terakhir ini, ia menjabat Ketua DPP Partai Kebangkitan Nusantara (PKN).
Terlepas dari itu, Abah Jalil adalah sosok fenomenal asal Maluku selain M. Amin Elly (Ayahnya Bang Thamrin Elly) bersama tokoh-tokoh nasional seperti: Jenderal Purn. Abdul Haris Nasution (Menhan RI ke-12), Jenderal Pol. Purn. Hoegeng Imam Santoso (Kapolri ke-5), Mohammad Natsir (Perdana Menteri Indonesia ke-5), Letnan Jenderal Mar. Purn.Ali Sadikin (Gubernur DKI ke-6), dan sejumlah tokoh nasional lainnya, berani mengkritik rezim pada zamannya, saat orang pada takut mengkritik rezim kala itu.(*)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi