KomunitasMaluku

27 Tahun Antegpala Ambon: Refleksi Pencapaian Organisasi dan Soroti Kerusakan Lingkungan

potretmaluku.id –Para kader Anak Tegar Pecinta Alam (Antegpala) Ambon, merayakan hari lahir (harlah) organisasi tersebut ke-27 Tahun pada Rabu (5/7/2023) dini hari di Camp 57, kawasan Kebun Cengkih, Kecamatan Sirimau.

Tahun 1996 silam, Antegpala didirikan di puncak Gunung Salahutu, Desa Waai, Kabupaten Maluku Tengah. Dari 11 pendiri, salah satu di antaranya seorang perempuan, Rostia Sahupala.

Selain merefleksikan pencapaian organisasi, kegiatan itu juga dirangkai dengan diskusi tentang masalah lingkungan di Maluku. Pembicaranya adalah pendiri Antegpala, yaitu Mohdar Wattiheluw, Said Kulleh dan Rahman Tuharea.

Dalam diskusi tersebut, Mohdar mengatakan kerusakan lingkungan yang paling nyata terjadi di Gunung Botak, Kabupaten Buru.“Aktivitas tambang emas ilegal itu, menggunakan mercuri yang justeru berdampak buruk terhadap kelangsungan lingkungan,” jelasnya.

IMG 20230705 WA0048

Selain itu, sebutnya terus menurunnya luasan ekosistem mangrove Teluk Ambon. Dengan kondisi itu, tentu bisa mengakibatkan erosi garis pantai dan berkurangnya fungsi ekologi.

Dari dua contoh tersebut, menurut dia, kedepannya para kader Antegpala akan memainkan peran penting menyuarakan persoalan lingkungan di ruang publik. Baik yang bersifat edukasi maupun dampaknya yang bertumpu pada basis bukti dan riset.

“Selama ini, persoalan lingkungan luput disuarakan. Padahal itu merupakan tanggungjawab kita yang termaktub dalam kode etik pecinta alam,” tandasnya.

Dengan harlah 27 tahun ini, dia menyatakan, sekaligus juga sebagai penanda era baru berantegpala. Jika sebelumnya hanya berkonsentrasi terhadap olahraga alam bebas, panjat tebing dan lainnya, namun kini juga fokus menyoroti masalah lingkungan.

IMG 20230705 WA0050

Nantinya, akan mengabungkan keahlilan dari masing-masing kader Antegpala dan pengetahuan tentang lingkungan yang lebih komprehensif.”Jadi kita tak hanya sekedar mengkritisi, tetapi juga memberi solusi untuk perubahan,” jelasnya.

Rahman Tuharea menambahkan, secara personal kemampuan dan keahlian para kader Antegpala tak perlu digarukan lagi. Olehnya itu, perlu penambahkan bahan diskusi dan bahan ajar.

Seperti memetakan kawasan hutan, menghitung tutupan hutan termasuk membuat peta geospasial. Selain itu, mempelajari lebih detail tentang konservasi terutama berkaitan satwa seperti burung dan lainnya.

“Nah ilmu-ilmu demikian harus diketahui semua kader Antegpala Ambon. Sebab tugas pecinta alam, tak hanya menjadi penikmat dan harus menjaga alam,” jelasnya.

IMG 20230705 WA0051

Sementara itu, Ketua Dewan Senior Antegpala Ambon, Zulkarnain Mahu menyebutkan, masukan dari para pendiri nanti akan dirumuskan dalam program kerja kepengurusan Antegpala Ambon.

”Antegpala tidak gagap hadapi perubahan yang terus menerus terjadi dalam ilmu pengetahuan,” jelasnya. Baginya, sudah saatnya fokus pecinta alam khusus kader Antegpala lebih berkonsetrasi terjadap pelestarian alam.(BAR)

IKUTI BERITA DAN ARTIKEL LAINNYA DI GOOGLE NEWS


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button