Taman Paskah telah mentradisi dalam perayaan umat Kristen di seluruh dunia. Sebuah taman yang dibuat secara sintetis ataupun natural, juga berbentuk miniatur.
Oleh: Joberth Tupan (Calon Pendeta Gereja Protestan Maluku)
Taman Paskah telah mentradisi dalam perayaan umat Kristen di seluruh dunia. Sebuah taman yang dibuat secara sintetis ataupun natural, juga berbentuk miniatur. Apapun bentuknya, taman Paskah adalah cara kreatif menarasikan kembali peristiwa penyaliban hingga kebangkitan Yesus.
Menurut beberapa teolog, konsep taman Paskah berkaitan dengan episode akhir kisah Yesus. Episode-episode sebelumnya hanya mengisahkan latar gurun maupun danau.
Karena itu, taman Paskah merepresentasikan kisah penangkapan di Taman Getsemani dan taman letak makam Yesus.
Baca Juga: Sinode GPM Maluku – Malut Teguhkan 14214 Anggota Sidi Baru
Imajinasi taman Paskah juga dihidupi umat Kristen Nusantara seperti Maluku, Sulawesi Utara, dan Papua. Semarak di daerah-daerah tersebut menguat di kalangan warga jemaat perkotaan.
Tak hanya membuat taman, mereka juga mendekorasi area permukiman selayaknya kampung Paskah, berhiaskan lampion, lukisan, salib, dan ukiran patung Yesus.
Kesemarakan taman Paskah tak hanya muncul dalam imajinasi warga jemaat perkotaan. Imajinasi itu juga menggelinding di kalangan warga jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) di pulau-pulau terluar, salah satunya Jemaat Larat Kota, di Kabuaten Kepulauan Tanimbar, Provinsi Maluku.
Sejak Maret 2023, warga jemaat di Larat yang terbagi dalam 12 sektor berpartisipasi membuat taman Paskah. Pembuatan taman Paskah sejatinya merupakan mata lomba yang diselenggarakan Sektor Eirene.
Pada akhir pekan, warga jemaat tiap sektor bergotong royong mengerjakan taman.
Menurut Ketua Majelis Jemaat Larat Kota, Pendeta Heri Maiseka, taman Paskah adalah simbol kebersamaan, harapan, dan tanggung jawab menyongsong ivar lolin (kabar baik) tentang kebangkitan Kristus.
Hal senada pun disampaikan Ketua AMGPM Daerah Tanimbar Utara, Diaken Yohanis de Fretes, keindahan taman Paskah sejatinya terletak pada solidaritas tiap warga jemaat.
Baca Juga: Mengenang Kembali Revolusi Kain Timor di Ayamaru Papua Barat
Penilaian taman Paskah berlangsung pada tanggal 3-5 April 2023. Pendeta Zeth Wuritimur menyebut, unsur penilaian taman Paskah harus memprioritaskan seluruh simbol Kekristenan, mengacu pada peristiwa penangkapan, penyaliban, kematian, dan kebangkitan.
Saat ini, seluruh taman Paskah telah selesai dinilai oleh panitia, namun hasilnya belum diumumkan.
Ada beberapa taman Paskah yang sarat pencahayaan, sebagaimana di Sektor Zaitun, Sion, dan Doulos. Saya justru terpana pada taman Paskah Sektor Horeb dan Imanuel.
Taman Paskah Sektor Horeb begitu estetis, ada hamparan rumput hijau, dan lampu-lampunya terlihat natural. Sedangkan, taman Paskah Sektor Imanuel jauh lebih artistik karena banyak sekali karya seni.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi