Kawan JebiPendapat

Ngopi Seperti “Ureueng” Aceh

KAWAN JEBI

Oleh: Krishna Aditama (Komunitas Jelajah Bineka)


Halo kawan JeBi, siapa aja nih yang suka ngopi? Kali ini JeBi ingin menulis tentang budaya ngopi masyarakat Aceh. Bagi beberapa orang, minum kopi adalah sebuah kewajiban. Mereka minum kopi untuk memulai hari atau untuk menahan rasa ngantuk.

Ngopi atau minum kopi adalah hal yang lumrah dilakukan di seluruh daerah di Indonesia. Tanah kita yang subur membuat kopi dapat dengan mudah ditanam. Maka dari itu, tidaklah sulit untuk menemukan minuman kopi di berbagai penjuru.

Nah kali ini, JeBi ingin mengajak kawan-kawan untuk melihat kebudayaan ngopi orang Aceh. Meskipun kita berada di wilayah yang berbeda, asam manis kopi dalam gelas yang hangat atau dingin akan tetep menyatukan kita.

Ngopi Setengah Gelas

“Bi Kupi Pancong Saboh” yang artinya buatkan saya satu kopi pancong adalah istilah yang digunakan masyarakat untuk memesan kopi. Pancong atau pancung adalah kue yang biasanya disajikan bersamaan dengan minuman kopi. Pancong juga berarti dipancung atau dipotong. Jadi, kopi yang hanya disajikan setengah gelas.

Kopi yang disajikan akan lebih kental atau pekat sehingga rasa dan aromanya lebih kuat. Istilah populer lainnya adalah “kupi sikhan glah, peh bereukah lua nanggroe” yang memiliki arti minum kopi cuma setengah gelas, tapi perbincangannya sampai ke luar negeri.

Di warung kopi, masyarakat membahas banyak hal. Mereka betah berlama-lama di warung kopi. Isu kehidupan sehari-hari banyak dibahas di warung kopi. Berbagai isu maupun keputusan penting juga dibahas saat ngopi. Warung kopi adalah salah satu pusat kegiatan masyarakat.

Minuman Khas Warung Kopi di Aceh

Di setiap warung kopi di Aceh, umumnya ada tiga jenis penyajian kopi, yaitu kopi hitam, kopi susu, dan kopi sanger. Kopi susu dan kopi hitam disajikan dengan cara yang hampir serupa dengan penyajian kopi di daerah lain. Namun, penyajian kopi sanger menjadi ciri khas sajian di setiap warung kopi di Aceh.

Kopi sanger sekilas mirip dengan kopi susu. Susu dan gula dicampur dengan takaran yang pas sehingga tidak menutupi rasa dan aroma kopi. Setelah itu, dicampur dengan kopi yang sudah disaring dan dikocok hingga menghasilkan busa. Kopi pun siap disajikan.

Proses pengolahan minuman di warung kopi Aceh memiliki ciri khas tersendiri. Kopi tidak sekedar diseduh, namun, dimasak dan setelah itu disaring dengan menggunakan saringan yang berbentuk kerucut. Kami sempat berpikir apakah ini sama dengan proses membuat teh tarik. Kami harus menelusurinya lebih jauh mengena hal itu.

Raja Kopi Indonesia

40% penjualan kopi di dalam negeri didominasi oleh kopi dari Aceh. Aceh adalah salah satu penghasil kopi kelas dunia. Rasa dan aroma kopinya yang khas menjadikan kopi aceh menjadi minuman yang wajib dihidangkan di setiap warung kopi. Dua varian kopi yang sejak jaman penjajahan Belanda selalu menjadi primadona adalah kopi gayo dan kopi ulee kareng.

Kopi gayo berasal dari daerah dataran tinggi Gayo. Kopi ini memiliki rasa dan aroma buah-buahan. Kopi gayo termasuk jenis kopi arabika kelas premium, maka dari itu harga biji kopinya cenderung lebih mahal dibandingkan dengan varian biji kopi arabika lainnya. Kopi ulee kareng yang merupakan jenis kopi robusta berasal dari kecamatan Ulee Kareng, kopi jenis ini tersedia di hampir seluruh warung kopi di Aceh.

Memulai Hari dengan Ngopi

Warung kopi buka sejak subuh. Masyarakat mulai mengunjungi warung kopi setelah menunaikan salat subuh. Sekitar pukul 7 pagi, masyarakat kembali ke rumah masing-masing untuk mulai bekerja. Bisa dipastikan kebanyakan dari mereka akan kembali lagi untuk minum kopi di warung kopi di siang atau malam hari.

Di setiap gelas kopi, tersimpan cerita sejarah dan kebudayaan masyarakat. Dengan minum segelas kopi, cerita baru akan lahir dan diwariskan kepada generasi penerus. Kebiasaan ngopi tidak akan pernah hilang dari rutinitas orang Indonesia. Bagi masyarakat Aceh, minum kopi sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

 

Sumber:

  • Bi Kupi Pancong Saboh.” Diakses dari kumparan.com pada tanggal 14 November 2021.
  • Komunitas Kopi Subuh, Tradisi Unik Masyarakat Aceh.” Diakses dari republika.co.id pada tanggal 14 November 2021.
  • Tradisi Minum Kopi: Kedai Kopi Tumbuh di Aceh, Pontianak, Makassar, Medan.” Diakses dari tempo.co pada tanggal 14 November 2021.
  • Tradisi Minum Kopi yang Menjadi Gaya Hidup di Aceh.” Diakses dari indonesiakaya.com pada tanggal 14 November 2021.
  • Tradisi Minum Kopi yang Menjadi Gaya Hidup di Aceh.” Diakses dari rri.co.id pada tanggal 14 November 2021.

Rubrik KAWAN JEBI merupakan kerjasama redaksi potretmaluku.id dengan Jelajah Bineka (Jebi), sebuah komunitas yang dibentuk dengan tujuan merangkul anak muda Indonesia untuk lebih peduli terhadap keragaman budaya Indonesia

Rubrik KAWAN JEBI diharapkan dapat menjadi wadah untuk kawan-kawan yang memiliki ketertarikan menulis. Rubrik ini juga merupakan sebuah wadah untuk berbagi informasi maupun pemikiran yang dituliskan secara kreatif.

 

 

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button