Kawan Jebi

Mendoan, Warisan Budaya Takbenda dari Banyumasan

KAWAN JEBI

Oleh: Krishna Aditama (Komunitas Jelajah Bineka)


Mendoan menjadi salah satu camilan khas wilayah Banyumasan. Wilayah ini terdiri dari Kabupaten Purbalingga, Banjarnegara, dan Banyumas.

Mendoan berasal dari kata “mendo” yang berarti lembek atau setengah matang. Sedangkan Mendoan adalah memasak dengan minyak panas yang banyak secara cepat.

Mendoan dari daerah Banyumasan memiliki tekstur yang lembek. Warnanya pun masih cenderung putih, karena masih belum matang dengan sempurna. Namun, kenikmatannya sudah dikenal dimana-mana menjadikan pemerintah setempat mengajukan mendoan khas Banyumas sebagai Warisan Budaya Takbenda.

Masyarakat Banyumasan lebih cenderung menjadikan mendoan sebagai camilan, bukan sebagai salah satu lauk. Mendoan sendiri ternyata memiliki perbedaan di setiap daerah.

Mendoan pada umumnya terdiri dari tempe yang dipotong tipis dan dilumuri tepung yang sudah diberi bumbu dan daun bawang.

Di luar daerah Banyumasan, mendoan yang sering kita temukan adalah mendoan yang digoreng sampai garing dan berwarna kecoklatan. Di daerah Wonosobo, mendoan lebih dikenal dengan tempe kemul, karena tempe diselimuti oleh tepung dan digoreng. Kemul sendiri artinya selimut dalam Bahasa jawa.

goreng tempe mendoan infopublikdotid
Ilustrasi, pedagang menjual tempe goreng mendoan menggunakan gerobak kaki lima.(Foto: potretmaluku.id/Dok. infopublik.id)

Mendoan ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda (WBTb) pada sidang penetapan yang digelar oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta, 26-30 Oktober 2021.

Proses pengajuan mendoan menjadi WBTb cukup Panjang. Hal ini diungkapkan oleh Mispan, Kepala Seksi Nilai Tradisi Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas.

Mispan menuturkan bahwa di tahun 2020, mendoan juga diajukan sebagai WBTb, namun, belum lolos. Ia mengatakan pengumuman ini sangat membanggakan (bagi) masyarakat Banyumas.

Menurut UNESCO, warisan budaya takbenda adalah  berbagai praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, keterampilan – serta instrumen, obyek, artefak dan ruang-ruang budaya terkait dengannya- bahwa masyarakat, kelompok dan, dalam beberapa kasus, perorangan merupakan bagian dari warisan budaya tersebut.

Warisan budaya takbenda ini diwariskan dari generasi ke generasi, yang secara terus menerus diciptakan kembali oleh masyarakat dan kelompok dalam menanggapi lingkungan sekitarnya, interaksi mereka dengan alam dan sejarah mereka, dan memberikan rasa identitas yang berkelanjutan, untuk menghargai perbedaan budaya dan kreativitas manusia.

 


Rubrik KAWAN JEBI merupakan kerjasama redaksi potretmaluku.id dengan Jelajah Bineka (Jebi), sebuah komunitas yang dibentuk dengan tujuan merangkul anak muda Indonesia untuk lebih peduli terhadap keragaman budaya Indonesia

Rubrik KAWAN JEBI diharapkan dapat menjadi wadah untuk kawan-kawan yang memiliki ketertarikan menulis. Rubrik ini juga merupakan sebuah wadah untuk berbagi informasi maupun pemikiran yang dituliskan secara kreatif.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button