Oleh: Kristiani Darmau (Peserta Lomba Cipta Puisi HUT ke-77 Provinsi Maluku)
Tanah dan air itulah sumber kahidupan bagi pohon pala dan pohon cengkeh untuk tetap hidup dan bertumbuh agar memberikan keharuman yang berbau harum demi mengharumkan tanah Maluku maka katong harus mampu wujudkan wujud-wujud wajah yang tetap bersahaja agar katong tetap sejajar par berjalan dengan setiap langkah yang melambangkan suatu kebangaan tampa harus baku hajar tapi sama-sama baku ajar supaya jadi orang terpelajar, supaya jang orang bilang katong seng perna dapat ajar maka stop par kurang ajar karena itu bukang ajaran dari katong pung orang tua.
Baca Juga: Di Timur Air Mata
Hidup barasa kurang tapi tetap ada harapan par mau majukan tanah Maluku dengan semangat yang sangat setia mendalami apa yang harus di alami saat setiap tangisan air mata terjatuh membasahi tanah yang terdiam dalam keheningan yang selalu menyelimuti diri dengan selimut demi menunjukan kaidah-kaidah kehidupan sebagai orang sudara, yang seng perlu ada kekerasan jika setiap tiris-tiris rumah selalu meneteskan air hujan yang bertitik dan berbunyi pada setiap detik cuaca itu mencurahkan curhatan saat setiap cacatan seng terasa cacat tapi dapat menjadi caat dengan warna yang indah agar dapat lia mulus dari satu ketulusan dan tetap lurus untuk mengeluarkan ketulusan hati par tetap tulus untuk memberikan cinta kasih kepada semua orang.
Baca Juga: Perut Arumbae
Berjuta air putih dengan berupa-rupa merek tampa perubahan rupa dan rasa dimana, saat rupawan anak-anak Maluku tetap berusaha melawan kemiskinan demi tanah Maluku, supaya ada upaya yang dapat di usahakan demi menemukan bentuk-bentuk kerja keras tampa memandang kata lelah, yang seng mudah menyerah jika lalat hanya menghingap dimana ada ciuman busuk yang babou, maka orang Maluku harus berbondong-bondong par baku tolong tapi jang biking kalakuang macam buah kadondong saat cerita dongeng memperlihatkan metahari yang selalu bernyanyi disaat cahayanya meyembunyikan lantunan irama music dari suaranyan anggin mengoyakan daun-daun bagaikan seruling yang selalu berbunyi menghilangkan rasa sunyi dengan itu seyuman diperlukan untuk menutup kesedihan di setiap detik waktu itu akan mengantarkan katong par jang gentar dimana gengaman persatukan par tetap bersatu dan berpacu dalam cupa agar jang baku buang lalu tabuang seperti sampah yang su tabuang sabarang.
Baca Juga: Kisah dari Madras
Membakar sampah di atas tanah mencermarkan cuaca suatu carita semacam ceramah saat semua cara telah menyampaikan agar hidup orang Maluku harus baku kele tampa harus baku pele deng dapat sambut pake tarian cakalele tapi katong seng mudah malele macam plastik yang mudah par tabakar karena katong punya semangat Nasionalis dengan memberikan kabar saat mengibarkan semangat kemenangan yang dengan suara lantang deng mau bataria bahwa katong itu berlian yang selalu mengkilat dan berkilau par harus baku lia demi membuka lilitan ikatan yang taika diatas tikar saat selalu tinggi diri, saat lilin akang su tabakar lalu malele dan melemahkan si peramai dalam ikatan persaudaraan karena orang Maluku jarang makan ikan lele, jika labeh par labe katong makan ikan gerova karena gelombang kehidupan berguling dan terus tergulingan seperti gerombolan sebagai hidup sudara telah hadir memainkan bola demi melewati proses hidup demi memperoleh kemenangan tampa di dasari rasa tegang tapi harus tenang jika ketenangan itu yang orang Maluku perlukan saat setiap pelukan di celupkan dengan rasa manis tapi seng barasa amis karena katong batongka di akhir kata amin; Tuhan tolong katong par tetap bersama-sama majukan tanah air beta maluku.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi