
Oleh: Fahmi Sirma Pelu (Juara 1 Lomba Cipta Puisi HUT ke-77 Provinsi Maluku)
Tiada beta takut kepada meriam
Meski badan boleh remuk sekali terjang
Tiada lagi beta takut kepada pengasingan
Meski jiwa boleh habis sekali malam
Ini beta punya kisah pembuangan
Kepada lautan dari Ambon sampai Madras
Berpuluh gunung-tanjung berasa masam
Beta bercerita supaya boleh dunia fana ini mencapai aras yang mustahak
Wahai sekalian rakyat yang tiada alah pada segala terik matahari
Wahai sekalian rakyat yang dihabisi perjamuan setiap petang sekali
Beta bawa ini perang kepada bangsa-bangsa bertuan Eropa
Beta boleh kalah dan lari
Tapi beta punya kisah tiada mati
Di Madras beta kukuh bersumpah janji
Eropa pasti tumbang suatu hari
Setelah Melaka mati dihabisi Feranggi
Beratus tahun kemarin hingga kini
Suatu kali perang menyatukan pulau-pulau di bawah angin
Itikad membebaskan rakyat Melaka itu tiada lain karena hidup mati tiang layar kapal Kepulauan ada pada selat
Tapi Feranggi punya kehendak lebih
Baginya Melaka ialah benteng
Lalu Maluku, Ambon, dan Banda ialah liang gulden tiada bertepi
Beta angkat perang
Beta mau bakar habis sumpah setia Tanah Ambon kepada Wolanda
Beta angkat perang
Beta mau bakar habis mimpi Eropa kaya dan jaya dari hutan-hutan leluhur
Meriam, tanda zaman
Dapat merobek dada peradaban luhur kita
Kini, di Tanah Hindu,
Pembuangan meyakinkan beta suatu pasti
Zaman bergerak, tanda-tanda dapat kita cipta
Suatu petang, kita robek zaman nestapa ini
Dan damai kepada semesta alam tercipta dari Tanjung Harapan sampai hijau lembah Papua
Begini beta punya kisah
Setelah alah sebagai raja
Tapi menang sebagai hamba
Blambangan ke Mataram, Agustus 2022
*Puisi ini diciptakan dari upaya analisis dan interpretasi atas peristiwa sejarah pemberontakan Maharajah Hitu Lama yang dicatat dalam HEERES, J. E. “EENE ENGELSCHE LEZING OMTRENT DE VEROVERING VAN BANDA EN AMBON IN 1796 EN OMTRENT DEN TOESTAND DIER EILANDENGROEPEN OP HET EIND DER ACHTTIENDE EEUW. UITGEGEVEN EN TOEGELICHT.” Bijdragen Tot de Taal-, Land- En Volkenkunde van Nederlandsch-Indië 60, no. 3/4 (1908): 249–368. http://www.jstor.org/stable/20769520.
IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi