Oleh: Hendra Rusdy Wattimena (Peserta Lomba Cipta Puisi HUT ke-77 Provinsi Maluku)
Jengkal demi jengkal tanah adat dirampas
Hektar demi hektar gadihu-gadihu dilepas
Ekskavator berbaris pada tapal batas
Para pejabat tanda tangan di atas kertas
Bersama investor mereka tertawa lepas
Berkas membekas air mata ina
Suara rintihan anak negeri terdengar dari atas tanah-tanah pusaka
Memohon pada para mulia yang sudah amnesia
Asal bapak dapat rupiah
Maka bodoh amat untuk kalian semua!
Baca Juga: Berlayar ke Maluku
Pada tanah air beta yang kaya
Semua harta yang ada malah diangkut entah ke mana
Mereka yang di sana kaya
Jalan tol di mana-mana
Sedang kita hanya bisa menelan janji manis orang istana
Pada laut beta yang kaya
Ikan-ikan dibawa pergi
Janji-janji manis berlari sana sini
Mengharapkan hujan turun
Memohon janji-janji terkabul
Namun, semua dikubur dan dibawa kabur
Baca Juga: Di Timur Air Mata
Pada tanah air beta yang kaya
Tanah digadai dengan kekuasaan
Hutan ditelanjangi oleh keserahkaan
Laut diperkosa oleh kebinasaan
Dan rakyat ditelantarkan oleh para penguasa
Merintih, menangis, memohon
Tapi siapa yang peduli?
Kepada siapa mau mengadu?
Baca Juga: Perut Arumbae
Pada tanah air beta yang kaya
Kaki-kaki mungil berlari mengejar mimpi
Melewati derasnya sungai harapan
Menerobos kerasnya bebatuan
Pada tanah air beta yang kaya
Hutan dirampas
Tanah dijual
Air disewa
Adat dan sejarah diputar balikkan
Demi kekuasaan
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi