Oleh: Rusdin Tompo*
merdeka itu ketika pustaka di kepalamu dibuka
bukan hanya untuk dibaca tapi juga disuarakan
pustaka yang pijarnya menjelma pelita
pustaka yang pijaknya menjelma mercusuar
pustaka yang orang-orang datang padanya
karena ia telah menjadikan tubuh mereka
serupa kilap cahaya bagi kehidupan
merdeka itu adalah buku-buku di rak-rak hatimu
ditulis dengan serat cinta, lembar demi lembar
layaknya persembahan bagi bunda pertiwi tersayang
buku-buku yang kau dan aku ada di situ
serupa kata-kata jalin-menjalin beraroma makna
bukan hanya berupa kalimat tapi luapan napas penuh hikmat
merdeka itu adalah kata-kata yang berwujud kerja
kata-kata yang mengisi ruang-ruang kota dengan pesona
bergerak sejak subuh
bagai sebarisan serdadu dengan derap meluap
tapi tanpa suara tepuk dada
kata-kata yang bertuah azimat, yang kita nikmat ada di sana
karena kita sadar
kata-kata itu lebih dari sekadar puisi merdeka.
Gowa, 16 Agustus 2020
*) Rusdin Tompo, penulis, editor dan pegiat literasi. Telah menerbitkan beberapa buku kumpulan puisi. Merupakan Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia SATUPENA Provinsi Sulawesi Selatan.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi