Indosat Gandeng Unpatti dan GSMA Perkuat Lingkungan di Pesisir Lewat Program Digitalisasi Konservasi Mangrove
potretmaluku.id – Indosat Ooredoo Hutchison (IOH) melanjutkan komitmen melestarikan lingkungan melalui program Digitalisasi Konservasi Mangrove yang diluncurkan di Kampus Universitas Pattimura (Unpatti), Senin (1/7/2024).
Program itu mulai merambah ke wilayah timur Indonesia, yakni di Kota Ambon, Provinsi Maluku, dengan menggandeng Global System for Mobile Communication Association (GSMA) dan Unpatti.
Sebelumnya, program Digitalisasi Konservasi Mangrove itu pertama kali diimplementasikan oleh Indosat di Nunukan, Kalimantan Utara pada pada Mei 2023. Di Tahun 2024, Indosat terus memperluas program tersebut ke seluruh Tanah Air. Program Digitalisasi Konservasi Mangrove juga telah dilaksanakan di Banda Aceh dan Semarang.
Di Kota Ambon, program itu dilaksanakan dengan melibatkan sivitas akademika dari Unpatti, dalam rangka mendorong kolaborasi antara pihak akademisi dengan praktisi bidang teknologi.
Director and Chief Strategy & Execution Officer Indosat Ooredoo Hutchison, Ahmad Zulfikar kepada wartawan mengatakan, langkah itu sejalan dengan perjalanan transformasi Indosat dari perusahaan telekomunikasi (TelCo) ke perusahaan teknologi (TechCo).
Menurutnya, di Pulau Ambon, khususnya di perairan Teluk Ambon, luas hutan mangrove setiap tahun terus menyusut, sehingga memberikan dampak abrasi dan banjir yang sering melanda pesisir Ambon.
Kata dia, keberadaan mangrove menjadi sangat penting untuk menjaga ekosistem pesisir. “Untuk itu, melalui program Digitalisasi Konservasi Mangrove, Indosat berkomitmen mendukung upaya ketahanan lingkungan dengan pengembangan mitigasi berbasis teknologi digital,” kata Zulfikar.
Dalam program itu, Indosat menghadirkan solusi Internet of Things (IoT) berupa teknologi yang dapat memantau beberapa parameter penting kualitas air untuk budidaya perikanan secara real-time, khususnya tambak yang berdekatan dengan wilayah tumbuh mangrove.
“Solusi tersebut diharapkan dapat meningkatkan produktivitas tambak, dan tetap menghindari kerusakan mangrove disekitar karena ancaman penebangan secara masif,” ujarnya.
Dia menyebut, konsep ini dikenal sebagai Silvo-fishery, yaitu metode terpadu berkelanjutan dari usaha perikanan yang berdampingan dengan pelestarian mangrove, serta diikuti konsep pengenalan sistem pengelolaan dengan meminimalkan input dan mengurangi dampak terhadap lingkungan.
“Melalui kolaborasi yang dibangun, Indosat mengandalkan kekuatan IoT-nya untuk memonitor kualitas air dan produktivitas tambak perikanan, sekaligus melestarikan ekosistem mangrove didalamnya,” tandas Zulfikar.
Upaya kolaborasi untuk melestarikan ekosistem mangrove di Ambon yang dibangun oleh Indosat itu disambut baik oleh pihak Unpatti. Rektor Unpatti, Prof. Dr. Fredy Leiwakabessy mengatakan, menyusutnya luasan mangrove di pesisir Ambon menjadi perhatian pihak Unpatti.
“Kami optimis program ini dapat memberikan dampak yang baik dari sisi ketahanan lingkungan maupun untuk meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar,” ungkap Rektor.
Mengutip dari data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Indonesia memegang peran kunci dalam pelestarian lingkungan sekitar 23% dari total tanaman mangrove dunia, atau setara dengan 3,5 juta hektar.
Ekosistem itu memberikan manfaat penting bagi kehidupan manusia dan lingkungan, diantaranya sebagai habitat bagi berbagai biota laut, perlindungan pantai dari abrasi, dan penyerapan karbon dengan potensial 4-5 kali lipat lebih besar dari hutan daratan.
“Maka dari itu, inisiatif Indosat ini menjadi penting sebagai upaya bersama dalam melindungi dan memanfaatkan ekosistem mangrove secara berkelanjutan,” tambah Zulfikar.
Digitalisasi Konservasi Mangrove merupakan bagian dari program Tanam Oksigen yang telah diluncurkan perusahaan, yang didedikasikan untuk mencegah punahnya udara bersih akibat masifnya emisi karbon dioksida.
Indosat telah memulai inisiasi secara internal yang melibatkan karyawan perusahaan untuk berperan aktif dalam penanaman mangrove secara digital.
Bagi masyarakat umum yang ingin berkontribusi, dapat berpartisipasi langsung melalui ioh.co.id/tanamoksigen dengan melakukan pembelian bibit mangrove. “Upaya bersama ini sejalan dengan tujuan besar perusahaan, dalam memberdayakan Indonesia melalui teknologi,” terangnya.
Kolaborasi dengan universitas setempat, lanjut dia, menjadi salah satu fokus utama Indosat dalam mendukung terciptanya pusat riset dan inovasi unggulan yang diperkuat oleh sumber daya manusia lokal berkualitas.
Kolaborasi tersebut tidak hanya memperkuat peran teknologi saja, tetapi juga memastikan bahwa solusi yang dikembangkan didukung oleh pengetahuan ilmiah dan pemahaman mendalam tentang lingkungan setempat.
“Hal ini sejalan dengan misi Indosat dalam menghubungkan dan memberdayakan masyarakat Indonesia,” tutup Kiki, sapaan akrab Ahmad Zulfikar. (RED)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi