HANDTOHAND: Semangat Kolektif dari Ambon yang Membawa HipHop dan Seni ke Permukaan

Kota Ambon, Awal Gerakan Musik dan Seni yang Tak Biasa
Belakangan, Indonesia Timur mulai dikenal dengan geliat HipHop-nya. Banyak rapper baru bermunculan, namun panggung yang khusus menjadi ruang untuk menampilkan karya mereka masih terbilang jarang. Dari kegelisahan inilah, pada tahun 2021 lahir sebuah gerakan bernama HANDTOHAND (H2H).
“H2H pertama kali digelar akhir 2021 di kawasan Wara, Vila Batu Tagepe,” cerita Muhammad Arifin, atau yang lebih akrab disapa Loserfuzz, salah satu sosok di balik H2H.
“Acara ini kami inisiasi untuk merayakan HipHop sekaligus menyambut teman-teman HipHop dari Yogyakarta yang kebetulan sedang di Ambon,” tambahnya.
Saat itu, H2H menjadi oase bagi komunitas HipHop yang mulai berkembang. Namun, dari sinilah ide besar lainnya lahir. “Kami merasa harus ada kolektif yang mendukung keberlangsungan acara ini,” ujar Loserfuzz.

Kacoa Terbang: Filosofi di Balik Nama
Dari H2H, lahirlah kolektif seni bernama Kacoa Terbang. Nama ini bukan sekadar istilah tanpa makna.
“Kenapa Kacoa Terbang? Karena kecoa itu lahir dari bawah tanah dan tiba-tiba muncul di permukaan, seringkali bikin orang panik. Filosofi ini menggambarkan semangat kami—gerakan yang lahir dari bawah, tapi punya daya ganggu yang besar,” jelas Loserfuzz.
Kacoa Terbang bukan hanya soal musik, tapi juga seni visual. Dengan basis di Kota Ambon, kolektif ini menjadi motor penggerak bagi para musisi dan seniman untuk terus berkarya.
Dari HipHop ke Lintas Genre
Setelah sukses dengan Volume 1, H2H kembali digelar setahun kemudian dengan konsep yang lebih luas. H2H Volume 2 bertempat di Less Moluccans dan mulai membuka ruang untuk genre lain. Tak hanya HipHop, dua band rock turut tampil, menciptakan suasana baru yang segar.
Namun, perjalanan tidak selalu mulus. Pada H2H Volume 3, tantangan muncul. Banyak anggota komunitas yang meninggalkan Ambon, membuat suasana terasa lebih sepi.
“Tapi kami sepakat untuk tetap melanjutkan H2H. Kami ingin menjaga semangatnya tetap hidup,” ujar Loserfuzz.
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi