Maluku UtaraPendapat

Curhatan Gubernur Abdul Gani Kasuba, Rp 15 Trilyun dari Presiden

PENDAPAT

Oleh : M. Suhfi MajidSekretaris Bidang Pembinaan Wilayah (BPW) Indonesia Timur (Intim) DPP Partai Keadilan Sejahtera


TERNATE (23/06). Rombongan besar para Menteri berkunjung ke Sofifi (22/6/2021). Agenda Kunjungan Kerja berlangsung pada tangga 22 hingga 23 Juni 2021. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi Luhut B. Pandjaitan memimpin rombongan. Hadir bersama Luhut, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan dan Menteri ATR/Kepala BPN RI Sofyan Djalil

Ini adalah kunjungan paling fenomenal dari pembantu Presiden Jokowi di Maluku Utara. Tidak atas undangan Gubernur KH Abdul Gani Kasuba, Lc (AGK), tapi perintah langsung presiden. Jokowi meminta para menteri datang, mencanangkan Sofifi sebagai Kawasan Khusus Ibukota Provinsi Maluku Utara.

Ketika rombongan kami yang dipimpin oleh DR. Muhammad Kasuba MA bersilaturahim dengan Gubernur AGK (Senin, 21/6), wajah Kota Sofifi begitu antusias menyambut para menteri. Sepanjang jalan depan Pelabuhan Sofifi, umbul-umbul dan ungkap selamat datang terpajang berderet. Kota Sofifi terlihat ramah dan sumringah.

4 Menteri itu tidak hanya datang untuk acara seremoni, tapi mereka mengawal dua kabar paling penting dan strategis bagi Gubernur AGK dan rakyat Maluku Utara : (1) Peraturan Pemerintah tentang Kawasan Khusus Sofifi sebagai Ibukota Provinsi dan Ke (2) Pundi APBN sebesar Rp.15 Trilyun bagi pembangunan Kota Sofifi.

Rp.15 Trilyun untuk Sofifi adalah angka tak sedikit. Gubernur AGK menyampaikannya kepada kami saat dialog hangat pada agenda silaturahim di kantor beliau. “Kota Sofifi sebagai Ibukota Provinsi Maluku Utara akan ditata dan dibangun. Dialokasikan Rp.15 Trilyun untuk pembangunan Sofifi 3 tahun ke depan,” ujar Gubernur AGK membuka informasi.

Saya tentu penasaran. Bagaimana caranya sehingga Presiden Jokowi menaruh perhatian sangat istimewa kepada Gubernur AGK dan Maluku Utara. Memberikan dua hadiah yang amat bernilai?

Bagi Kepala Daerah di manapun, Peraturan Pemerintah untuk Kawasan Khusus Ibukota di daerahnya dan didukung dengan anggaran pembangunan puluhan trilyun, adalah harapan yang selalu ditunggu. Tanpa ada gonjang – ganjing dan keramaian berita di media, tiba-tiba Jokowi bergerak hati dan memberi keputusan cepat, membangun Sofifi. Pikir saya, pasti lobby–lobby senyap.

“Itu hasil curhat, Suhfi,” buka Gubernur AGK, saat saya tanya soal tersebut. Kebetulan Gubernur AGK dan saya semeja pada jamuan makan malam di kediaman beliau.

Gubernur AGK bercerita, pada Rabu (24/3/2021), Presiden Jokowi bersama Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meresmikan Terminal Baru Bandara Kuabang. Terminal Bandara Kuabang terletak di Kecamatan Kao Kabupaten Halmahera Utara – Provinsi Maluku Utara. “Saya di Jakarta, dan dipesankan oleh dokter untuk beristirahat. Karena Presiden ke Kao, saya memutuskan untuk berangkat ke Kao,” cerita Gubernur AGK.

Di Kao, ketika rehat selepas peresmian terminal, Gubernur AGK curhat kepada Presiden. “Saya curhat. Saya sampaikan, Bapak Presiden, Kota Sofifi itu ibukota provinsi. Sampai sekarang belum berkembang. Statusnya masih sebagai kota kecamatan. Akibatnya pembangunan dan pengembangan kota menjadi terkendala. Padahal, usia Sofifi sebagai Ibukota Maluku Utara sudah 22 tahun,” tutur Gubernur AGK dengan sumringah.

Tak panjang kata, Presiden Jokowi langsung memberi respon serius. Di hadapan Gubernur AGK, Jokowi menelepon beberapa menteri. Pesan Jokowi kepada para pembantunya tunggal: “Selesaikan dan Benahi Ibukota Sofifi”.

Presiden Jokowi memerintahkan Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian untuk segera menyelesaikan permasalahan Sofifi sebagai Ibu kota Maluku Utara. Kata Tito, permasalahan pokok yang menghambat eksekusi program pembangunan di Sofifi, yaitu karena tidak adanya kepastian soal permasalahan administrasi pemerintahan. Sofifi ini sebagai jalan tengah, yang ditetapkan menjadi Ibukota diantara Ternate dan Tidore,

Tanggung jawab penataan ibukota Sofifi juga didelegasikan kepada beberapa kementerian. Mereka menjalankan titah dari Jokowi. Titah itu adalah respon dari CURHATAN Gubernur AGK di Kao. Maka, sejak kemarin dan hari ini, rombongan menteri tersebut berada di Sofifi.

Bagi saya, Gubernur AGK begitu istimewa di hadapan Jokowi. Pertemuan sesaat dan penyampaian isi hati beliau kepada Presiden di Kao berujung perhatian istimewa. Beliau bukan negosiator ulang. Tapi sentuhan sesaat Gubernur AGK memberi hasil berlipat. Rp 15 Trilyun direncanakan untuk dialokasikan bertahap selama 3 tahun. Pembangunan Sofifi segera dimulai.

Rasanya tak berlebihan jika Gubernur AGK diberi apresiasi khusus. Di ujung masa baktinya, ada karya luar biasa yang akan dibaktikan kepada Maluku Utara, membenahi Sofifi.

Saya lalu teringat, Lumbung Ikan Nasional (LIN) di Maluku, bertahun– tahun ‘diteriaki’ agar ada perhatian pusat, sampai hari ini belum berujung indah. Dan Sofifi, sepotong CURHATAN seorang Gubernur AGK kepada Presiden, langsung tereksekusi dalam 2 kebijakan istimewa: PP Wilayah Khusus Ibukota Sofifi dan Rp.15 Trilyun untuk pembangunannya.

Dua Jempol untuk Gubernur AGK. Gubernur istimewa milik rakyat provinsi Maluku Utara.(**)

 

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button