Data dari Pusat Pengembangan dan Perlindungan, Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (BPPB), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di tahun 2019 menjelaskan bahwa Bahasa Daerah Ternate terancam punah!
Hingga saat ini, para orang tua dan anak-anak lebih memilih untuk menggunakan bahasa pasar atau Bahasa Melayu Ternate sebagai alat komunikasi utama. Bahasa Melayu Ternate dipilih karena dianggap lebih mudah untuk berkomunikasi, mengingat Ternate merupakan kota niaga yang penduduknya heterogen. Bahasa Melayu Ternate nyatanya sengaja diciptakan pada era kolonial Eropa untuk memudahkan transaksi dagang.
Lantas, apakah masih ada penduduk yang menggunakan Bahasa Daerah Ternate? Jawabannya, ya. Namun, hanya digunakan pada kalangan tertentu saja.
Melihat bahasa ibu mereka terancam punah, hadirlah para pahlawan yang menjadi garda terdepan untuk menyelamatkan Bahasa Daerah Ternate. Mereka adalah guru-guru Bahasa Ternate yang mengajar di Sekolah Dasar.
Suria Abas, S.Pd. adalah salah satunya. Guru di sebuah Sekolah Dasar ini mengungkapkan rasa prihatinnya karena minat anak-anak untuk mempelajari bahasa daerah sangatlah minim! Bahkan, dalam satu minggu, pelajaran Bahasa Daerah Ternate ini hanya berlangsung selama 1 jam saja.
Para pahlawan tanpa jasa ini, yang bahkan telah mengabdi selama puluhan tahun demi mempertahankan Bahasa Daerah Ternate ternyata masih dipandang sebelah mata. Upah mereka tak sebanding dengan guru-guru yang lain.
Melalui kampanye Pemberdayaan Pegiat Bahasa Ternate, Ternate Heritage Society mengajak #TanganBaik untuk memberikan dukungan dan memastikan bahwa kerja keras mereka layak diapresiasi tinggi-tinggi.
Dengan bantuan #TanganBaik, Ternate Heritage Society akan memberikan bantuan materi selama 6 bulan kepada 35 guru bahasa Ternate, termasuk merumuskan metode pembelajaran yang menarik untuk para siswa dan menyediakan media belajar tambahan yang sesuai dengan kebutuhan anak.
#TanganBaik, Ternate adalah Indonesia, Indonesia adalah kita. Mari bergerak membantu guru dan anak-anak agar Bahasa Daerah Ternate tetap lestari. Caranya mudah, silakan klik tombol “DONASI SEKARANG” dan kamu sudah menjadi bagian dari gerakan besar ini.
Kita mungkin tersentuh jika melihat bencana di depan mata, tetapi lupa jika musibah dapat berupa perkara yang kasatmata. Kepunahan Bahasa Ternate akibat pasifnya penutur asli adalah bencana yang tidak mengada-ada.
Teman, ini adalah gerakan kecil, spirit swadaya yang kami himpun untuk menghargai jasa pengajar kita, pahlawan bagi krisis identitas di Tanah Para Raja. Bantu para pengajar untuk tetap semangat mempertahankan jati diri kita. Jati diri Ternate, jati diri Indonesia!
#SaveTernateHeritage
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi