Keluasan Hati Dua Pemimpin
Oleh : M. Suhfi Majid (Sekretaris BPW Intim DPP Partai Keadilan Sejahtera)
SOFIFI (21/6). Yang kiri adalah Bupati 2 (dua) Periode Kabupaten Halmahera Selatan. Yang tengah adalah Gubernur Maluku Utara 2 (dua) periode. Keduanya bersaudara kandung. Kakak beradik.
2018 lalu, mereka bertemu pada satu helat. Keduanya saling berhadap-hadapan. Bertarung dalam panggung politik yang sama sebagai calon Gubernur Maluku Utara, periode 2019 – 2024. Kontestasi yang menguras daya dan menciptakan ruang emosi dan cara pandang, tidak hanya untuk keduanya, tapi juga pada akar rumput.
Bagi yang pernah masuk dalam panggung kandidasi pilkada baik Kabupaten/Kota apatah lagi pilkada Gubernur, panggung itu menyedot seluruh energi bagi para petarungnya. Sumber daya, fikiran, strategi dan emosi. Tak heran jika ujung dari pertarungan tersebut selalu berakhir dramatis.
Banyak contoh yang berserak. Kepala daerah terpilih, bersenyap ria kepada lawan politiknya dalam kurun waktu panjang. Jangankan untuk bersilaturahim, berpapasan dan saling melempar senyum, menjadi barang amat mewah untuk dilakukan.
Kepala Daerah yang merasa menjadi pemenang, masuk dalam urusan remeh – temeh. Membersihkan yang dianggapnya tak sebarisan. Menutup rejeki dengan mencabut SK pegawai honorer puskesmas Memindahkan guru SD yang sudah sepuh ke pelosok. Atau lakon lain yang daftarnya panjang.
Hanya para pemimpin yang berhati luas, yang mampu melebur dan meneduhkan jiwanya untuk merangkul. Mereka memiliki kepekaan dan kelapangan dada tak berbatas. Daftar ini tidak banyak. Karena jumlahnya sedikit, maka mereka menjadi orang – orang khusus. Menjadi contoh dan oase di tengah ketegangan wajah perpolitikan kita.
Hari ini saya saksikan oase bersejarah tersebut. Gubernur Maluku Utara, KH. Abdul Gani Kasuba, Lc menyambut hangat rombongan kami yang dipimpin oleh Ketua BPW Indonesia Timur DPP PKS, DR Muhammad Kasuba, MA. Di ruangan kerjanya yang lapang di Kantor Gubernur Sofifi Maluku Utara, silaturahim kebangsaan ini terjadi. Senyum Gubernur AGK sumringah. Ia tak lepas dari canda khasnya. Kharismanya tak memudar di usia beliau yang ke-70 tahun.
Pertemuan hari ini bukan hanya rekonsiliasi biasa. Ia adalah peta jalan menghimpun seluruh titik – titik yang pernah kusut. Merekatkan jiwa – jiwa yang sebelumnya menjauh. Menyatu dalam satu pandangan.
Perbedaan adalah niscaya tapi memeliharanya menjadi titik permusuhan adalah kerdil. Apalagi merawat kekerdilan dalam rentang waktu Panjang.
Pertemuan penuh, hangat dan akbar Gubernur Abdul Gani Kasuba dan DR Muhammad Kasuba, menunjukkan contoh dari wajah keteladanan.
Tak gampang untuk menaklukan jiwa dan emosi untuk merangkul hangat lawan politik. Apalagi frasa ‘gengsi’ dimasukan sebagai variabel pemberat. Maka keinginan untuk bersua dengan senyum sumringah menjadi kian jauh.
Hanya para pemimpin yang memiliki kelapangan hati yang mampu melakukannya. Gubernur AGK dan DR. Muhammad Kasuba, MA menunjukannya sore ini. Mereka menampakkan kebesaran dan kematangan jiwa sebagai pemimpin. Bertemu dan menyatu. Fikiran berbeda pasca Pilkada telah hanyut dengan berlalunya waktu. Keduanya adalah tokoh kebanggaan yang dimiliki oleh Maluku Utara.
Dari keduanya, siapapun dapat belajar . Karena sejatinya, politik adalah seni mengelolah perbedaan. Pada titik ini, akan teruji kualitas setiap pemimpin.
Doa terbaik untuk keduanya. Semoga Allah SWT jaga dalam seluruh aktifitas. Selalu menyebar nilai bagi Maluku Utara. Amin(***)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi