Maluku

Buka Bedah Dapil Maluku, Saadiah: Belajarlah dari Spirit Muhammad Alfatih

BEDAH DAPIL PKS

potretmaluku.id – Anggota DPR RI Daerah Pemilihan (Dapil) Maluku asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Saadiah Uluputty menyerukan kepada seluruh kader partai, agar belajar dari spirit Sultan Mehmed II yang dikenal dengan nama Muhammad AlFatih.

“Mehmed II atau juga dikenal sebagai Muhammad Al Fatih, merupakan sultan ketujuh dari Turki Utsmani. Ia lahir pada 30 Maret 1432 dan wafat 3 Mei 1481,” ujar Saadiah, di Kantor DPW Maluku, Kawasan Poka, Kota Ambon, Selasa (12/10/2021).

Saadiah menyampaikan hal tersebut, saat memberi sambutan pembukaan kegiatan Bedah Dapil oleh Bidang Pemenangan Pemilu dan Pilkada (BP3) Bidang Pembinaan Wilayah (BPW) Indonesia Timur DPP PKS, kepada Pengurus DPW Maluku dan Pengurus DPD se-Maluku. Hadir pula dalam kegiatan ini adalah Sekertaris BP3 DPP PKS, Ode Rahmat dan Sukarno.

Menurut Saadiah, Maluku memiliki akar sejarah Islam dari kesultanan dan kerajaan. Bahkan namanya Maluku dari kata Al Mulk artinya kerajaan.

“Dari peninggalan masjid tua di Negeri Kaitetu, Jasirah Leihitu, Maluku Tengah, tercatat bahwa masjid ini dibangun tahun 1414 M. Itu berarti bahwa masjid ini dibangun sebelum lahirnya Sultan Mehmed atau Muhammad Alfatih,” terangnya.

Bedah Dapil
Anggota DPR RI Dapil Maluku asal PKS Saadiah Uluputty (kiri), saat pembukaan kegiatan Bedah Dapil Maluku.(Foto: potretmaluku.id/Istimewa)

Diakatakan, Mehmed II mulai berkuasa pada 1451, ketika umurnya baru akan beranjak 20 tahun, dia sudah menaklukan konstantinopel. “Itu luar biasa. Satu achievement yang luar biasa. Bagaimana seorang panglima muda mampu mengalahkan satu kekaisaran yang hampir 500 tahun lamanya berjalan,” tuturnya.

Maka di usia PKS yang ke-20 ini, Saadiah menilai, sebenarnya adalah masa-masa untuk mencetak kemenangan, sesuai dengan tema Bedah Dapil PKS yaitu “Menang Pemilu 2024”.

“Konstantinopel memiliki benteng pertahanan yang sangat kuat sampai tiga lapis, sehingga saat itu hampir tidak mungkin ditembus. Namun Mehmed II tidak kehilangan akal. Ia menyusun strategi untuk bisa membongkar pertahanan Konstantinopel,” beber Saadiah.

Sehari sebelum berjalannya strategi itu, lanjut anggota KomisiIV DPR RI ini, Mehmed II memerintahkan semua tentaranya untuk berpuasa pada siang hari, dan shalat Tahajud pada malam harinya, sebelum berperang untuk meminta kemenangan kepada Allah.

Alhasil, kata Saadiah, Mehmed II berhasil membawa kemenangan dengan menaklukkan Konstantinopel, dan memimpinnya menjadi lebih baik dari sebelumnya. Ia melindungi seluruh rakyat di sana, baik Muslim maupun non-Muslim.

“Ada keimanan yang menghujam, ada visi seorang pemimpin dan ada strategi. Maka untuk memenangkan pertarungan ini, marilah kita ambil spirit Alfatih. Sebagai seorang penakluk,” tutup Saadiah.(MEL)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button