MusikPendapat

Bintang Baru Ambon Itu Bernama Fresly Nikijuluw

PENDAPAT

Bintang baru dalam dunia musik Kota Ambon saat ini boleh jadi milik Fresly Nikijuluw

Oleh: Ahmad Ibrahim | Jurnalis senior di Maluku

Setelah kepergian pemusik nasional asal Ambon seperti Glend Fredly dan Jopie Lattu dengan lagu-lagu khasnya, kini tampil sosok baru Fresly Nikijuluw dengan lantunan reggae khas donci-donci Ambon.

Saya memang terlambat dan baru mengetahui setelah menyaksikan di medsos belakangan ini, begitu banyak penikmat musik Kota Ambon hingga pelosok berwayase menikmati lagu khas berjudul: “Tamang Pung Kisah” dan “Mantan” yang dilantunkan Fresly Nikijuluw.

Tidak saja rakyat biasa, kelas menengah hingga elite, pejabat juga ikut larut berlenggak lenggok.

Pada masanya ketika lagu “Goyang Tobelo” yang dipopulerkan Jopie Lattu sempat hits, kali ini Fresly Nikijuluw juga tak kalah populer dengan lantunan lagunya itu.

Saat puncak peringatan HUT ke-78 Provinsi Maluku yang diikuti oleh Pesta Rakyat di Lapangan Merdeka Ambon bertajuk ”Festival Budaya Maluku”, yang mengusung tema: Unity in Diversity atau Bersatu dalam Keragaman, saya sempat melintas malam itu melihat begitu banyak pengunjung hingga memacetkan jalan, Sabtu, (26/8/2023).

Ternyata saat itu ada bintang baru di sana. Ia tidak lain Fresly Nikijuluw. Tentu saya tidak menyaksikan langsung malam itu, tapi belakangan setelah berselancar di medsos barulah saya tahu kalau sang pelantun yang nyong Ambon berusia 24 tahun itu, tidak kalah populer dengan para pemusik Ambon lainnya karena ia kini sudah punya 7,3 juta follower.

Bahkan di salah satu situs menyebutkan jumlah follower yang distreaming melalui YouTube untuk lagunya berjudul: “Mantan” sudah berada di angka 23 juta pengikut. Waoo!!

Donci-donci Ambon termasuk salah satu industri musik paling populer. Sangat mudah ditemui hingga ke pelosok desa. Bahkan sampai di ujung-ujung pulau. Rasanya tidak lengkap kalau acara perkawinan atau pesta lainnya tidak ada donci Ambon.

Seni khas lagu-lagu Ambon itu memang selalu bersentuhan dengan alam, tanjung, gunung, dan laut. Juga terkait cinta dan kasih sayang.

Beberapa tahun lalu kota ini sudah dinobatkan sebagai Kota Musik oleh sebuah lembaga dunia bernama UNESCO. Sayang, meski banyak yang memuji langkah yang ditempuh oleh mantan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy itu, tapi juga ada yang dikritisi oleh para seniman karena tidak diikuti oleh sarana pendukung untuk pengembangan industri musik di kota ini. Kita memang punya gedung musik di Passo tapi kondisi bangunannya terkesan terbengkalai.

Lahirnya bintang baru Fresly Nikijuluw ini tentu akan mengangkat sosok pemusik Ambon mengikuti senior mereka seperti almarhum Glend Fredly atau Jopie Lattul. Tentu karya-karya musik yang dihasilkan haruslah bernilai sastra tinggi, biar bisa dinikmati oleh para penggemar dengan sentuhan yang memiliki nilai-nilai edukatif.

Jika musik adalah keindahan yang tidak terlihat tapi terasa sampai ke jiwa, maka selayaknya nilai-nilai musik itu juga bisa mendorong para penikmatnya ke arah yang bernilai positif.

Melalui musik seorang mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) dalam suatu kesempatan, pernah mengungkapkan sebuah tesis bahwa orang Ambon/Maluku memiliki jiwa seni dan budaya yang khas di bidang musik.

Selain membaca buku, JK juga adalah seorang penikmat lagu-lagu khas Ambon. Itu sebagai bagian dari cara beliau memahami lebih dalam tentang sosiologi dan karakteristik sebuah masyarakat. Dan melalui seni bermusik inilah JK berkesimpulan kalau orang Ambon punya jiwa seni dan nilai sastra yang tinggi.

Tidak ada yang kurang dengan Kota Ambon. Pengakuan tentang nilai sastra di bidang musik di Kota Ambon, juga pernah diakui oleh seorang mantan diplomat yang pernah bertugas sebagai wakil Dubes di Belanda bernama Jauhari Oratmangun yang berasal dari Pulau Tanimbar itu.

Ketika mengikuti acara Forum Bisnis Indonesia di Belanda, Agustus 2005, saya pernah teringat atas apa yang dikatakan oleh Jauhari Oratmangun kalau Kota Ambon punya nilai khas di bidang musik, bila dikelola dengan baik.

Ia bahkan mengatakan industri Kota Ambon bisa hidup bila dikelola dengan profesional. Bahkan tidak kalah dengan Jamaica, sebuah negara yang berada di Kepulauan Karibia yang dikenal dengan industri musik reggaenya itu.

Ketika berkunjung ke Ambon lima tahun lalu setelah berganti posisi sebagai Dubes Cina, Jauhari Oratmangun lagi-lagi mengulangi obsesinya tersebut.

“Kota Ambon itu tidak kalah jauh dengan Jamaica. Baik musik, topografi, pantai, dan laut, juga gestur orangnya sangat mirip. Jamaica dikenal sebagai pusat aliran musik reggae,” ujarnya dalam suatu acara makan malam di Kawasan Urimessing, Ambon.

Dari musik saja, kata Jauhari, setiap tahun tidak kurang 1,5 juta wisatawan berkunjung ke Jamaica untuk menikmati alam juga musik reggae. “Ambon harus bisa,” kata Jauhari.

Kini bintang baru bernama Fresly Nikijuluw telah menghiasi industri musik Kota Ambon. Semoga kedepan lahir karya-karya musik bermutu lainnya dari Tanah Manise.(*)

Fresly Nikijuluw
Penulis, Ahmad Ibrahim.(Foto: Dok. Pribadi)

Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button