PendapatNasional

Air Mata Haru Wakil Bupati Manokwari

Oleh: M. Suhfi Majid (Sekretaris BPW Indonesia Timur DPP PKS)


Aula Hotel Valdos Manokwari mendadak hening. Beberapa orang, saya perhatikan menunduk. Air mata haru Wakil Bupati Manokwari, Edi Budoyo membuat undangan ikut terbawa suasana emosional. Ketika memberi sambutan, Wakil Bupati Edi Budoyo menyeka air matanya. Peristiwa ini terjadi pada pelantikan dan rakerda PKS Kabupaten Manokwari pada Senin, 29 Maret 2021. Berawal, ketika saya menyampaikan sambutan, mewakili Bidang Pembinaan Wilayah (BPW) Indonesia Timur DPP PKS. Pembukaan pelantikan DPD PKS Manokwari dihadiri oleh Ketua DPW Pak Saiful Maliki Arief, Ketua MPW Pak Mugiono dan Ketua DSW Ibu Nuraini.

Saat memulai, saya sampaikan kepada Wakil Bupati dan seluruh undangan untuk berdiri. Meminta semuanya menunduk untuk mengheningkan cipta. “Bapak Wakil Bupati dan semua hadirin, berkenan untuk berdiri. Kita semua mengheningkan cipta mengenang tokoh dan pemimpin Kabupaten Manokwari, Almarhum Bupati Demas Paulus Mandacan yang wafat pada 20 April 2020 lalu”, kata saya.

Saya melanjutkan, beliau tak terlupa, karena beliau mengisi ruang-ruang hati rakyat Manokwari. Jasanya kepada Manokwari tak terbilang, ketika memimpin Kabupaten ini bersama Wakil Bupati Edi Budoyo pada periode 2015 – 2020. “Mengheningkan cipta, mulai”, saya memberi aba-aba.

Selepas mengheningkan cipta, saya menyampaikan jika almarhum Bupati Demas Paulus Mandacan, walaupun beliau telah meninggal, dedikasinya kepada Manokwari selalu terkenang. “Pak Paulus dan Pak Edi Budoyo mengukir sejarah. Beliau menjadi bupati termuda dalam sejarah kepemimpinan di Provinsi Papua Barat. Berani mendobrak sistem birokrasi dengan menjalankan model meritokrasi dalam masa kepemimpinannya. Maka tak heran, merit system ini membuat Kabupaten Manokwari mengalami kemajuan signifikan dalam pelayanan publik oleh perangkat birokratnya”, tambah saya.

Podium tempat saya bicara berhadapan dengan tempat duduk orang nomor dua di Manokwari. Saya perhatikan beliau berulang mengambil lembaran tisu. Ia tak dapat menahan genangan kesedihan. Saya tidak menduga, jika ajakan mengheningkan cipta dan mengurai sepak terjang Almarhum Bupati Demas Paulus Mandacan, mendatangkan suasana emosional bagi Wakil Bupati, Edi Budoyo.

Ketika giliran beliau membacakan sambutan mewakili Bupati Manokwari, Hermos Indou, suasana haru tak tersembunyikan. Beliau bicara pelan–pelan. “Tadi Pak Sekretaris BPW berulang menyebut nama Almarhum Bapak Demas Paulus Mandacan dengan prestasi–prestasi beliau. Di satu sisi, kami sebagai bekas anak buah beliau, bangga. Tapi di sisi lain, kami belum bisa melupakan beliau. Terima kasih bapak”, kata Wakil Bupati.

Selepas penggalan kalimat di atas, beliau terdiam beberapa saat. Suasana kesedihan mendalam tiba-tiba menyeruak. Beliau tak dapat melanjutkan kata-kata. Air mata haru beliau tumpah. Ia menyekanya dengan lembaran tisu di meja podium.

“Biar bagaimanapun, beliau adalah kebanggan kami semua. Kalau menyebut nama beliau, saya selalu teringat beliau. Mohon maaf, Ketika Bapak Sekretaris menyebut nama beliau, saya tidak kuat. Saya selalu menitikan air mata”, wakil Bupati mengungkapnya dengan terbata. Seperti para undangan lainnya, saya ikut merasakan suasana kebathinan dalam jiwa wakil Bupati.

Jejak kerekatan almarhum Demas Paulus Mandacan dengan wakil Bupati Edi Budoyo memang kuat. Harmoni dan hubungan keduanya selaras dan saling menguatkan. Mereka berdua menggawangi Kabupaten Manokwari pada periode 2015 – 2020 dengan beberapa catatan kepemimpinan dan kebijakan yang progresif. Harmoni dan irama yang selaras ketika menata Manokwari, membuat ingatan Edi Budoyo kepada Paulus Mandacan tak terhapus. Almarhum Paulus bagi Edi Budoyo, selalu terkenang dalam ingatan.

Pada Pilkada periode ke-2 (2020 – 2024), keduanya berpasangan dan maju bersama. Namun, sebelum kontestasi pilkada berjalan, Almarhum Bupati Demas Paulus Mandacan meninggal dunia karena serangan jantung di Manokwari. Beliau meninggal dunia di RS TNI AL Manokwari pada 20 April 2020 pukul 21.10 WIT, dalam usia yang cukup muda, 45 tahun.

Setelahnya, partai-partai koalisi memberi rekomendasi ulang dengan mengusung Hermus Indou (Calon Bupati) dan Edi Budoyo (Calon Wakil Bupati). Keduanya terpilih pada Pilkada 9 Desember 2020.

Ada banyak kisah, kebersamaan kepala dan wakil kepala daerah retak berkeping dalam hitungan waktu tak lama. Namun, Wakil Bupati Edi Budoyo dan Almarhum Bupati Demas Paulus Mandacan membangun harmoni dalam kepemimpinan keduanya. Dan sejatinya, memang harus demikian.

Tak heran jika, wafatnya Almarhum Demas Paulus Mandacan meninggalkan bekas mengharukan dalam jiwanya. Seperti yang saya saksikan pada acara Pelantikan Pengurus PKS Kabupaten Manokwari di Senin 29 Maret 2021 (*)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button