MalukuSosok

Zeth, Born To Sing

Oleh: Ronny Loppies (Direktur Ambon Music Office dan Focal Point of Ambon UNESCO City of Music)


WaktuNYA tiba dan tidak seorangpun dapat menahannya. Sama seperti Zeth Lekatompessy “sang legendaris dari negeri Amahusu” pergi ke pangkuanNYA.

Hari ini semua berduka kehilangan sosok hebat yang mengangkat nama Ambon dan Maluku dalam setiap tampilannya.

Ketika menjenguknya di rumah sakit beberapa waktu lalu, di samping garai kesakitannya, kuperdengarkan lagu “Sio mama” karya Melky Goeslaw, yang dinyanyikannya dengan karakter dan rasa yang tinggi.

Zeth berpaling dan mengatakan “Ronny, itu dulu”.

Ketika Zeth kembali ke rumahnya untuk perawatan lanjutan, kuputarkan kembali lagu yang sama di samping garai kesakitannya.

Dia hanya diam seribu bahasa, dengan mata yang setengah tertutup menerawang di antara melodi vokal dan rintihan kesakitan yang harus dirasakannya.

Namun ia lebih tenang dari erangan kesakitan sebagai akibat pipa oksigen di hidung dan tangan, serta kaki yang selalu ingin terus dipijit.

Om Zeth
Diiringi penulis (kanan), Om Zeth masih sempat menghibur delegasi Maluku yang ikut Sarasehan Nasional di Jakarta tahun 2018, meski ia baru keluar dari Rumah Sakit sehari sebelum semua delegasi kembali ke Kota Ambon.(Foto: potretmaluku.id/Embong Salampessy)

Ku tahu lagu itu membawanya pada ketenangan dan memori-memori indah di dalam hidupnya. Kekuatan vokal dan eksistensi bernyanyi yang tiada tara ditunjukkan sang legendaris.

Selamat jalan Zeth. Kalau Tuhan memberikan engkau talenta yang hebat, maka IA pun lebih tahu tentang engkau, lebih dari yang kita tahu.

Yang ku tahu selama ini dari sebuah hanya: “Zeth, born to sing”


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button