Amboina

Terima Silaturahmi Warga Minang di Ambon, Kapolda Maluku Ingatkan Soal Protokol Kesehatan

AMBON – Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Maluku, Irjen Pol Refdi Andri menyebutkan, berbagai kejahatan yang terjadi, khususnya di Kota Ambon, Ibukota Provinsi Maluku, tidak seperti di sejumlah kota lainnya di Indonesia, seperti Sumatera maupun Jawa.

“Kejahatan-kejahatan yang di Ambon juga tidak seperti di kota-kota lain di Sumatra dan di Jawa. Ambon masih lebih aman dibanding lainnya,” ungkap kapolda Refdi, saat menerima kunjungan silaturahmi warga asal Minang  di Kota Ambon, yang tergabung dalam organisasi paguyuban Ikatan Keluarga Minang (IKM) Ambon.

Sebagaimana diketahui, orang nomor 1 Polda Maluku saat ini juga merupakan orang Minang yang lahir di Bukit Tinggi, Sumatera Barat.

Refdi mengaku melihat banyak warung makan masakan Padang di Maluku. Bahkan masakan Padang di daerah ini disebutnya termasuk yang paling laris.

Pada kesempatan itu, Jenderal Bintang 2 Polri ini meminta kepada Pengurus IKM Ambon agar tidak menyelenggarakan kegiatan yang menimbulkan kerumunan, di tengah mewabahnya pandemi Covid-19.

Mantan Kakorlantas Polri, yang mengaku selama bertugas di Maluku, hanya Kabupaten Kepulauan Tanimbar saja yang belum dikunjungi ini, berharap agar dalam setiap menjalankan aktivitasnya warga di Maluku, termasuk orang Minang, supaya senantiasa menerapkan protokol kesehatan seperti memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, dan menjauh dari kerumunan.

“Kami diarahkan sama pimpinan polri terkait dengan Covid -19 bahwa tidak ada lagi open house, kumpul-kumpul dan pertemuan-pertemuan. Semua giat kita laksanakan melaui zoom/video confrence,” ujarnya.

Sementara itu, ketua IKM Ambon, Jusnedy Rasyd, mengaku, jumlah orang Minang di Ambon yang terdaftar sebanyak kurang lebih 400 orang. Sementara yang tidak terdaftar 100 orang.

“Rata-rata pekerjaan anggota IKM Ambon,  90 persen pedagang, dan 10 persen ASN dan TNI Polri,” jelasnya.

Menurutnya, pasca konflik kemanusiaan di Ambon, terdapat jualan makanan masakan Padang yang menggunakan gerobak di Jalan AY Patty. Nama gerobaknya “Baku Bae”. Pada gerobak itu orang Ambon berkonflik sering makan di situ.

Selain itu, Jusnedy mengungkapkan, di kawasan Jalan Diponegoro terdapat peninggalan tempat pengajian orang Minang, berukuran 12×10 meter.

Bangunan itu, kata dia, juga dimanfaatkan untuk keluarga Minang yang meninggal dunia. Jadi apabila jenazah yang tidak memiliki keluarga di Ambon dapat disemayamkan pada tempat tersebut.

“Kami menyampaikan terima kasih kepada Bapak Kapolda dan staf yang sudah menerima kami untuk bersilaturahmi hari ini,” ujarnya.(PM-05)


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button