PendapatSosok

Tentang Teman yang Humble: Catatan dari Fesfip AMGPM 2023

Oleh: Pdt. Idho Kwalomine (Pengurus Angkatan Muda Gereja Protestan Maluku)

Ayahnya keturunan Bugis, bernama Ramli. Ibunya Ambon tulen, bermarga Maruapey, berasal dari Negeri Tenga-tenga Kecamatan Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah (Malteng). Nama ayahnya kemudian disematkan di nama belakangnya.

Dulu, ia adalah anak Batu Gantung, Belakang Toko Modal. Ayahnya sopir angkot trayek Kuda Mati selama puluhan tahun. Teman-teman semasa remajanya masih ia kenal satu per satu. Banyak cerita yang tak dilupakan sebagai remaja Batu Gantung.

Saat ngopi di depan Kampus Universitas Kristen Indonesia Maluku (UKIM), banyak kenangan lama diceritakan bag pita film yang diputar di layar bioskop.

Kita berdua baru menjalin pertemanan selama dua tahun. Tiap kali berjumpa selalu saja ada ide baru, cerita baru dan gagasan baru yang disampaikan. Sebagai seorang Script Writter Film, ia punya banyak ide yang mengendap dan mengalir tercurah ketika menemukan momentnya.

iphank
Penulis (kanan) bersama Muhammad Irfan Ramli.(Foto: Dok. Penulis)

Kembali, tahun ini ia hadir di kota Ambon untuk agenda Fesfip AMGPM 2023.

Irfan atau Iphank namanya. Lengkapnya Muhammad Irfan Ramli. Seorang Film Maker yang mulai merintis karier sejak tahun 2011. Film perdanya datang pada tahun 2014 (“Cahaya dari Timur; Beta Maluku” ~ yang dirilis pada 17 Juni 2014) dan aktif menelorkan karya film setiap tahunnya hingga saat ini. Lebih dari 20 film telah ditayangkan di layar lebar, dari biaya pembuatan yang Rp. 5 Jutaan sampe yang Rp. Miliaran. Jujur saja, Beta dan istri, Pendeta Jen Nampasnea menjadi penikmat karya-karya terbaiknya di XXI.

Bersama Angga Dwimas Sasongko, Iphank berkantor di Visinema Pictures, rumah Produksi film yang beralamat di Jalan Keramat No.3 A-C Cilandak Timur Jakarta. Awal Agustus kemarin, kami berencana bertemu sambil ngopi bareng di Lokananta tapi tidak sempat, maka niatan ngopi itu terealisasi di depan kampus orang basudara – Talake.

Humble dan Inspiratif, Kreatif dan Inovatif. Ia ibarat teman lama yang baru berjumpa. Ceritanya tak habis dibagi, terkhusus seputar film maker, bagaimana membangun ekonomi kreatif, membina Cineas muda, menata kota dengan visi besar, serta cara merawat persaudaraan dan perdamaian dengan kreatif. Ia berharap, ada karya Cineas-cineas Muda dari Maluku dan Maluku Utara yang masuk ke XXI dengan latar cerita tentang dua provinsi kakak beradik ini.

Danke banyak Bro Iphank yang telah menemani Fesfip AMGPM Tahun 2023 bersama om Embong Salampessy, laki-laki bae yang seng sempat bersama dengan katorang di malam puncak, tapi setia stay di depan laptop memonitor seluruh proses hingga selesai.

Sampe baku dapa di Fesfip AMGPM Tahun 2024. TABEA.(*)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button