MalukuSosok

Sewindu Berbagi Kasih di Maluku, Pekerja Kemanusiaan Dwi Prihandini Sudah Kucurkan Rp.4,8 Miliar

Dwi Prihandini, sosok wanita berdarah Madura yang menaruh hati kepada Maluku ini, selalu membuat saya terpesona dengan kasih sayang yang diberikan kepada Maluku, meskipun dia bukan orang Maluku.

Sudah selama delapan tahun ia berkeliling Maluku untuk berbagi kasih dengan warga marjinal dan disabilitas di berbagai tempat. Dan sudah tujuh tahun juga, ia berbagi cinta kasih melalui lembaga yang dilahirkannya yakni Clerry Cleffy Institute (CCI).

“Selama tujuh tahun keberadaan CCI di Maluku dan memasuki sewindu Dwi Prihandini mengabdi di Maluku, refleksi yang saya pikirkan antara lain, apakah saya sudah menyentuh disabilitas yang lebih marjinal dari yang selama ini sudah saya temukan dan santuni? Hal ini terkait persoalan disabilitas marjinal,” ujar Dwi, kepada potretmaluku.id, Senin (13/2/2023).

Ia menuturkan, hal tersebut mengingat concern terbesarnya di Maluku, adalah terkait persoalan disabilitas marjinal.

“Kemudian berikutnya pengalaman pengabdian tersebut apakah menjadi sebuah cacatan bagi pihak-pihak terkait, yang notabene bertanggung jawab terkait persoalan disabilitas marjinal di Maluku, sampai kapan mereka, disabilitas marjinal di pelosok Maluku mesti menunggu negara memenuhi hak-hak mereka yang selama ini terabaikan?,” tandasnya.

IMG 20230213 145806

Dwi sampaikan, tantangan mengabdi terbesar di Maluku cukup kompleks. Pertama dia sering mendapat perlakuan tidak menyenangkan dari oknum-oknum tertentu, kemudian dia juga sering dikira sengaja membuat rekam jejak untuk kepentingan politik.

“Padahal saya bukan anggota partai dan selamanya saya tidak tertarik dengan politik. Keputusan saya mengabdi di Maluku melalui jalur kemanusiaan adalah bulat dengan mengutamakan independensi. Artinya saya tidak membuka donasi dan tidak menerima donasi. Ini penting untuk menghindari konflik kepentingan, apapun bentuknya,” tegasnya.

Dwi menyebutkan, keberadaan Clerry Cleffy Institute sebagai legasi buat dirinya berdua almarhum suami. CCI bahkan tidak punya kantor di Maluku.

“Tantangan berikutnya selama pandemi dan paska pandemi tentunya persoalan berkurangnya penghasilan pribadi, sehingga berimbas pada jenis dan jumlah nominal bantuan yang saya berikan kepada warga marjinal,” terangnya.

Dwi bercerita banyak hal menarik yang dia temui dan dia pelajari di Maluku, sepanjang pengabdian selama ini. Salah satunya adalah ragam kearifan lokal yang membuat dia semakin belajar mencintai Maluku.

IMG 20230213 145833

“Clerry benar, saya bahagia di Maluku,” tegas Dwi.

Jika ditanyakan mengenai besaran dana yang telah dia keluarkan selama ini hingga Januari 2023, untuk berbagi bantuan kemanusiaan bagi warga marjinal di Maluku, termasuk untuk kesejahteraan relawan dan mitra di Maluku, dan lain-lain jumlahnya mencapai Rp.4,8 miliar.

“Sampai dengan Januari 2023, jumlah disabilitas marjinal di Maluku yang telah disantuni ada 600 orang, harapannya semoga sampai sisa usia saya, bisa menyantuni lebih banyak lagi disabilitas marjinal sampai ke pulau-pulau terpencil di Maluku,” harapnya.

Dia menambahkan jika pertanyaan tentang cita-cita di Maluku, tidak ada. “Tapi jika dikaitkan dengan pengabdian kemanusiaan, saya ingin menyelesaikan perjalanan ke 19 PPKT yang ada di Maluku,” terangnya.

“Saya baru melakukan separuh perjalanan. Rencana kedepan tidak muluk-muluk, hanya ingin melambat sambil menyelesaikan dua buah buku yang sedang saya tulis, dua-duanya tentang Maluku,” ucapnya.

IMG 20230213 145905

Dwi bersyukur dalam perjalanan pengabdian di Maluku, akhirnya bisa merilis Buku Kedukaan beberapa tahun lalu, yang mana bisa berguna bagi yang mengalami kedukaan.

“Dan saya bersyukur bisa menerbitkan juga beberapa buku lainnya tentang Maluku,” pungkasnya.(TIARA)

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button