Maluku

Warga Disabilitas Marjinal di Daerah PPKT Maluku Dapat Santunan dari Pekerja Kemanusiaan

potretmaluku.id – Warga disabilitas marjinal pada tiga daerah yang termasuk dalam Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT) di Maluku, mendapatkan santunan dari pekerja kemanusiaan Dwi Prihandini.

Warga disabilitas marjinal pada tiga daerah yang termasuk dalam Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT) di Maluku, mendapatkan santunan dari

“PPKT ini adanya di Kabupaten Maluku Barat Daya (MBD), yakni di Pulau Lirang tiga orang dan Pulau Wetar lima orang yang saya santuni,” ujar Dwi Prihandini, kepada potretmaluku.id, Senin (3/4/2023).

Menurut Dwi, khusus di Pulau Wetar tepatnya di Desa Lurang satu orang, dan di Desa Uhak empat orang. Dua diantaranya Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ).

disabilitas marjinal
Pekerja kemanusiaan Dwi Prihandini (kiri) bersama warga disabilitas marjinal pada Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT) di Maluku.(Foto: Dok. Dwi Prihandini)

“Sedangkan di Pulau Kisar satu disabilitas, khususnya di Desa Oirata Timur, ia mendapat santunan uang tunai dan selimut serta akan dikirim peralatan bermain anak-anak,” ungkap Dwi.

Ia menuturkan, atensi yang dia berikan dalam bentuk alat bantu jalan tongkat ketiak sebanyak dua buah, santunan uang tunai dan hadiah selimut.

“Saya memutuskan memilih daerah-daerah seperti di atas dengan beberapa alasan. Pertama ingin melihat warga marjinal di PPKT. Kedua karena saya punya misi mengunjungi 19 PPKT di Maluku,” ucapnya.

Sedangkan alasan ketiga, kata dia, karena ingin mengenal Maluku lebih dalam. Jadi dirinya harus mendatangi pulau-pulau tesebut.

disabilitas marjinal
Pekerja kemanusiaan Dwi Prihandini (kedua kiri) bersama warga disabilitas marjinal pada Pulau-pulau Kecil Terluar (PPKT) di Maluku.(Foto: Dok. Dwi Prihandini)

Dwi katakan, kondisi penerima santunan adalah disabilitas marjinal. Semuanya belum mendapat perhatian dari Negara, khusunya terkait pemenuhan hak-hak bagi disabilitas termasuk alat bantu jalan juga belum dapat perhatian dari Negara.

Selama perjalanan, Dwi menyebutkan, tidak ada kendala, berbekal tekad kuat saya bisa sampai dan mengunjungi disabilitas marjinal.

“Tantangan yang paling utama adalah jadwal kapal perintis dan cuaca yang tidak menentu. Ini merupakan pengalaman yang memperkaya batin saya,” ungkapnya.

Dwi menuturkan, tanggapan mereka baik dan menerima kedatangan dirinya juga dengan baik. Kepala Desa di Lirang, Kepala desa di Lurang dan Kepala Desa di Uhak semuanya terbuka dan kooperatif.

“Harapan saya, negara segera hadir di pelosok Maluku, dan memenuhi hak-hak warga disabilitasnya, karena mereka juga warga NKRI,” pungkasnya.(TIA)

IKUTI BERITA LAINNYA DI GOOGLE NEWS

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button