AmboinaMusik

SangSaka Tetap Berkibar dari Ambon di Saat Pandemi Covid-19

Jadi kala hidup baik, tabur baik, tuai baik, dulang baik. Kamu baik, kita baik, jadi anak baik-baik.

Sebuah mantera untuk tetap menjadi manusia ini, ada di “GACA” (Goes Arround Comes Arround) pada Track No.3 di album #TRIKORA yang baru dirilis group musik hip hop di Kota Ambon, SangSaka September 2021.

Mereka baru saja selama tiga hari, Jumat (22/10/2021) hingga Minggu (24/10/2021), menggelar konser di Kota Masohi, Ibukota Kabupaten Maluku Tengah, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Apalagi antusiasme anak muda di kota ini sangat tinggi.

Bisa dikatakan genre musih hip hop maupun rapper cukup digandrungi oleh kaum muda di Kota Ambon dan Masohi. Cukup banyak grup musik bergenre ini lahir di Kota Ambon. SangSaka salah satunya.

Nama SangSaka, mengingatkan pada akhir tahun 1961, saat Bung Karno menyerukan Trikora untuk menggagalkan pembentukan negara boneka oleh Belanda di Papua Barat. Perjuangan pada saat itu membuat Belanda angkat kaki dari Papua.

Trikora kini merambah menjadi semangat berkarya—sebuah judul album—yang juga dapat dimaknai secara metafora menjadi tiga api dari Kota Ambon untuk mengibarkan SangSaka merah putih di tanah Maluku dan menyentil boneka-boneka yang ada, baik yang duduk di kekuasaan, maupun yang menyempil di antara kita.

Tiga api itu adalah Grizzly Nahusuly, Filaz Sinmiasa, Graecyel ‘Miggidymack’ Jamco tergabung di bawah naungan SangSaka dan pelan-pelan merampungkan satu per satu lagu di album perdana mereka.

Kobaran itu diawali oleh “You Can” dan “Coba Kau Pikirkan”, 2 buah lagu yang diciptakan antara 2016-2017 dan sempat menjadi lagu ‘kojo’ yang dibawakan dari satu panggung ke panggung lainnya.

“Hawa” berada di track nomor sepuluh di album Trikora. Lagu bergaya storytelling dari awal hingga akhir ini punya makna yang berlapis. Di satu sisi, ia menggambarkan kekuatan perempuan tanpa diromantisir dengan berlebihan.

Namun, di sisi lain ia dapat didengarkan sebagai kritik pedas terhadap kota. Bagaimana dinamika kekuasaan terjadi pada sebuah kota—pada rumah, tempat kita dibesarkan—pada kedua orang tua (pemerintah), yang mana kebijakan-kebijakan dititahkan.

Isu politik masih dibicarakan dengan kental lewat “Frontal”, pada track nomor lima. “Kebenaran terungkap jika sogok pas di kantong, pembangunan ke barat yang timur kamong gantong?” adalah cuplikan pedas dari lagu ini. Bagaimana ketidaksetaraan membangun di wilayah timur menjadi permasalahan yang belum selesai hingga kini.

Album Trikora juga menyentuh sisi kanak-kanak pada Grizzly, Filaz, dan Mack pada lagu Kilas Balik. Track nomor empat ini bercerita tentang kerinduan untuk kembali ke masa menjadi anak-anak dengan berteman Popeye, Gufi, Mickey, dan membenci tidur siang.

Pulang ke masa lalu adalah kerinduan yang dimiliki oleh semua manusia dewasa. Atau dengan kata lain jiwa kanak-kanak selalu terjebak di dalam diri kita. Mari pulang ke Album Trikora dan mendengarkan SangSaka dikibarkan!

Ada yang menarik bagi saya dari Sangsaka Rap, meskipun di tengah pandemi mereka tetap berkarya dan melahirkan album baru ini, yang sudah diproses sejak 2019 lalu.

“Perampungannya kurang lebih selama delapan hingg sembilan bulan, sampai memasuki 2020. Seharunya sudah dilaunching sejak 2020, namun karena pandemi akhirnya tertunda,” cerita Grizzly, kepada potretmaluku.id, Senin (25/10/2021).

Dia menuturkan, dalam album baru ini terdapat 10 lagu dan dua lagu bonus, sehingga totalnya sebanyak 12 lagu. Yang ditulis mereka sesuai part masing-masing tentunya dengan gayanya masing-masing.

“Di dalamnya ada enam lagu yang asli milik kami. Satu lagu kolaborasi, dan tiga lagu pribadi. Serta ada dua lagu bonus. Inspirasi dalam album ini berasal dari lagu-lagu hip-hop 1990, kemudian berita di TV, serta kejadian realita yang SangSaka jumpai,” tambah Filaz.

Dia berharap dari karya terbaru mereka, pendengar tidak hanya dapat menikmati musiknya saja. Namun dapat memahami isi dari pesan yang mereka sampaikan melalui setiap lirik, pada setiap lagu di dalam album Trikora.

“Kami berharap dapat menjadi fuel untuk tetap semangat dan memperjuangkan apapun yang sedang kalian perjuangkan. Kemudian pada lagu ‘Kilas Balik’, kami sengaja mengajak teman-teman kembali ke masa kecil, di mana hidup hanya playground tanpa harus face to face dengan segala tekanan,” timpal Grizzly.

Sedangkan Mack berharap lewat album Trokora ini, dapat menjadi pemacu semangat berkarya bagi para pelaku seni terutama dalam kondisi pandemi Covid-19 saat ini.

“Ssemoga dapat menjadi pemacu semangat teman-teman. Puji Tuhan dari launching sampai saat ini mendapat respon yang baik dari teman-teman,” ujar Mack.

Dia menyebutkan, saat album ini dilaunching Selasa (21/9/2021) lalu, pihaknya memang sangat memperhatikan penerapan protokol kesehatan. Sebab dengan tertib menjalankan protokol kesehatan, maka akan memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

“Jadi kami terpaksa harus membatasi undangan dan support system, yang ingin datang untuk ikut menyaksikan langsung di venue,” ungkap Mack.

Dari semua lagu yang ada, Grizzly dengan semangat menyampaikan bahwa pendengar sangat antusias di lagu “Kilas Balik” dan “Hawa”, sebab dua lagu ini sangat menghantarkan pendengar hanyut di dalamnya.

Pada akun media sosialnya, Grizzly menuturkan, SangSaka Rap dimulai 2016 bertepatan dengan HUT Kemerdekaan RI di tanggal 17 Agustus. Saat itu dirinya menyaksikan prosesi Upacara Penaikan Bendera di Istana Negara (lewat TV) dan saat Bendera Merah Putih akan dikibarkan Komandan upacara akan memberi komando “Kepada Sang Saka Merah Putih! Hormat!G rak!”. Maka setiap orang akan hormat dan lagu mulai dinyanyikan.

“Oke Sangsaka ini Epic, karena Filosofinya adalah: ketika Sangsaka Merah Putih siap berkibar, semua orang harus hormat. Maka ketika @sangsaka.rap siap berkobar semua akan hormat,” tutup Grizzly.(TIA)

 

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Berita Serupa

Back to top button