Pulihkan Habitat yang Hilang, Jala Ina Ajak Masyarakat Adopsi Magrove
potretmaluku.id – Kondisi sejumlah hutan mangrove di wilayah Kota Ambon yang mulai tergerus dan rusak menyita perhatian para aktivis lingkungan, salah satunya Yayasan Jaga Laut Indonesia (Jala Ina).
Direktur Eksekutif Jala Ina, Yusuf Sangadji mengatakan, kerusakan puluhan hingga ratusan pohon mangrove di Ambon mendorong Yayasan Jala Ina untuk mengagas program adopsi mangrove kepada masyarakat.
Dia menjelaskan, program adopsi mangrove ini merupakan program rutin Jala Ina setiap tahun.
“Salah satu alasan kami konsisten menjalankan program ini karena rasa khawatir akan kondisi hutan mangrove di Ambon. Jika kita lihat banyak hutan mangrove yang rusak dan kehilangan fungsinya,” kata Yusuf kepada wartawan, Jumat (2/12/2022).
Dia mengaku berdasarkan pantauan Jala Ina, ada sejumlah penyebab mengapa hutan mangrove di Ambon rusak. Beberapa diantaranya karena alih fungsi, pencemaran limbah dan juga karena tumpukan sampah yang menggenangi teluk-teluk di Ambon.
Padahal mangrove punya fungsi yang cukup besar untuk lingkungan. “Program adopsi mangrove ini merupakan salah satu upaya Jala Ina untuk tetap menjaga ekosistem mangrove di Ambon,” jelasnya.
Kata dia, donaturnya bisa dari mana saja dan siapa saja, selama punya tujuan yang sama dalam menjaga Ambon dari kerusakan akibat rusaknya ekosistem mangrove.
Kata dia, dalam program adopsi mangrove kali ini, Jala Ina bekerjasama dengan seniman komik asal Jakarta, Irene Meriska Esterlita. Setiap adopter yang berdonasi sebesar Rp200.000 akan mendapatkan 1 anakan mangrove dan sejumlah benefit seperti gambar karikatur gratis, piagam penghargaan dan foto bibit mangrove dengan label nama donatur.
“Adopsi bibit mangrove kami buka selama periode Desember 2022 hingga Januari 2023. Nantinya bibit ini akan kami tanam pada awal Februari 2023 di sejumlah lokasi yang kondisi mangrovenya mengalami kerusakan,” ujar Yusuf.
Sebagaimana diketahui, Indonesia merupakan salah satu negara dengan garis pantai terpanjang di dunia. Indonesia juga dikenal sebagai negara yang juga menyumbang 25% dari total hutan Mangrove di dunia.
Setidaknya hutan Mangrove di Indonesia membentang lebih dari 90.000 km garis pantai. Sayangnya, fakta ini berbanding terbalik dengan kondisi hutan bakau yang ada. Laju kerusakan Mangrove di Indonesia menjadi yang tercepat di dunia.
“Catatan terakhir menyebut, kita kehilangan sekitar 40% dari total luas Mangrove yang ada,” cetusnya. (HAS)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi