Pencapaian Alvina Tehupeiory Harus Diapresiasi, Momentum Bangkitnya Olahraga Maluku
PENDAPAT
Oleh: Ikhsan Tualeka (Chairman Beta Sport, Program Under IndoEast Network)
Meski belum sukses membawa pulang medali dari Lintasan Atletik Stadion Nasional pada Olimpiade Tokyo 2020, sprinter Indonesia asal Maluku Alvina Tehupeiory (26) layak diapresiasi oleh pihak terkait, terutama dan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku dan KONI Maluku.
Hal ini penting, untuk memberikan pesan kepada generasi muda Maluku, bahwa bila berusaha dan menorehkan prestasi, akan dihargai dan mendapat tempat istimewa. Dengan begitu selain menjadi motivasi bagi sang atlet, juga merangsang para calon dan atlet lainnya untuk lebih berprestasi.
Ini bukan soal tidak atau mendapat medali, tapi penampilannya Alvina cukup mencuri perhatian. Padahal mantan atlet Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) Maluku itu bisa tampil di Olimpiade lewat jalur wild card, tapi dapat masuk peringkat ketiga heat pertama hingga lolos ke putaran pertama nomor lari 100 meter putri Olimpiade Tokyo.
Kembalinya Alvina ke Ambon dari Tokyo nanti, bila perlu ada penjemputan khusus dan jamuan makan malam, tentu dengan mematuhi Prokes. Memberikan pesan pada khalayak, tanpa medali pun, bila mau menunjukan penampilan terbaik, akan diapresiasi. Pencapaian Alvina harus diamplifikasi agar sosok sepertinya dapat menjadi role model bagi Milenial Maluku.
Dapat berlomba satu heat dengan salah satu idolanya Elaine Thompson asal Jamaika yang akhirnya sukses menyabet emas di nomor lari 100 meter putri Olimpiade Tokyo 2020 dengan catatan waktu 10,61 sekaligus memecahkan Rekor Olimpiade, bukan hanya menjadi pengalaman tersendiri bagi Alvina untuk dapat tingkatkan prestasi di masa datang, tapi juga adalah cerita yang menginspirasi.
Selain perlu ada penyambutan spesial. Setelah ini KONI Mauku juga harus memberikan perhatian yang lebih baik buat Alvina dan sejumlah atlet lainnya yang akan mewakili Maluku di ajang Pekan Olahraga Nasional (PON) XX Papua pada Oktober 2021.
Target Alvina meraih medali untuk Maluku di PON Papua harus bisa dicapai, termasuk dari cabor lainnya. Karena itu KONI Maluku harus makin profesional cara kerjanya, termasuk perlu ada kejelasan soal bonus, hal itu juga penting untuk memotivasi dan mendongkrak prestasi atlet Maluku di event olahraga antar daerah nanti.
Keluhan Alvina yang diberitakan oleh media beberapa waktu lalu, terutama soal keadilan distribusi anggaran harus dievaluasi dan dialokasikan dengan lebih proporsional. Dalam event olahraga, atlet itu yang utama, sehingga harus jadi fokus perhatian atau dapat perlakuan istimewa ketimbang misalnya anggota Satuan Tugas (Satgas) PON XX Maluku.
Mengurus olahraga itu juga mesti dengan tulus dan hati nurani. Atlet yang susah payah latihan dari pagi hingga sore, kadang dengan peralatan dan kebutuhan latihan seadanya, harus mendapat perhatian lebih, bukan justru elemen lain yang bisa jadi adalah ‘para penggembira’.
Pencapaian Alvina dalam Olimpiade kali ini harus menjadi momentum kebangkitan olahraga Maluku. Kedepan Pemerintah Provinsi Maluku dan KONI Maluku, dalam hal ini induk organisasi segera melakukan regenerasi agar nantinya lebih banyak lagi atlet-atlet Maluku yang berlaga di multievent olahraga macam Sea Games, Asian Games hingga Olimpiade.
Orang Maluku itu dikenal kuat, lincah, gesit dan atletis, prasyarat utama menjadi atlet. Regenerasi sudah saatnya dilakukan Pemprov dan pengurus KONI Maluku dengan menjaring anak-anak muda berbakat dan diberikan perhatian yang sungguh-sungguh, sepenuh hati, juga mengupayakan pendekatan sains untuk kejayaan Maluku di bidang olahraga.
Ambon, 3 Agustus 2021
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi