Pekerja Kemanusiaan Dwi Prihandini Beri Santunan 18 Warga Disabilitas di Buru

potretmaluku.id – Dwi Prihandini, salah seorang pekerja kemanusiaan yang selama ini dikenal sangat peduli dengan warga disabilitas dan kaum marjinal di Maluku, kembali mengulurkan tangannya untuk memberikan santunan, kali ini bagi 18 warga disabilitas di Buru.
“Pada 8 Januari 2023 saya tiba di Kota Namlea, Kabupaten Buru, Provinsi Maluku. Namun karena terkendala transportasi maka di 10 Januari 2023, saya baru bisa tiba di Desa Waemite,” ujar Dwi kepada potretmaluku.id, Kamis (19/1/2023).
Dwi menuturkan, dari Namlea dirinya memerlukan waktu selama dua jam perjalanan ke Wamlana menggunakan angkutan umum, kemudian dilanjutkan kendaraan selama empat jam baru sampai di Desa Waemete, Kecamatan Fena Leisela, Kabupaten Buru, yang merupakan desa terujung di Buru Utara.
“Pemberian santuan di Desa Waimete, saya berikan kepada 14 warga penyandang disabilitas. Dengan kondisi tuna grahita, tuna rungu, tuna wicara, dan tuna daksa,” ungkapnya.
Dwi menambahkan, pemberian santunan ini sepengetahuan Kepala Desa Waimete, Riki Tomhisa. Santunan yang diberikannya berupa uang tunai.
“Desa Waemite 14 orang ini, antara lain di desanya 7 orang, lalu Dusun Wamambole 2 orang, Dusun Kaktuan 5 orang. Kemudian di Desa Waereman 4 orang, terdiri dari 3 orag di desanya lalu 1 orang di Dusun Wagrahi,” paparnya.

Dwi menyampaikan, dirinya beruntung dapat memberikan santunan bagi penyandang disabilitas pada dua desa sekitar Danau Rana ini, yang merupakan danau yang terkenal keramat dan sakral di daerah tersebut.
“Jadi saya memberikan santunan di Desa Waemete dan Desa Waereman, dengan beberapa dusunnya itu. Dua desa ini berada di sekitar Danau Rana. Saat menuju desa tersebut, kita tidak boleh mengobrol selama melintas danau, dan tidak boleh mengambil foto pada semua tempat yang ada di situ,” ceritanya.
Ia menuturkan, ada tempat tertentu yang tidak boleh difoto, sebab warga setempat meyakini, leluhur mereka tinggal di sana. Banyak teratai dan burung serta bebek, yang menurut Dwi, belum pernah dilihatnya di tempat lain.
“Ada capung berwarna merah, dan kupu-kupu warna-warni, pokoknya sangat indah. Dan saya bersyukur sekali bisa melintas danau dengan selamat, sebab tidak semua orang diperbolehkan,” ungkapnya.
Dwi menambahkan, untuk santunan atau bantuan di Waereman berbentuk uang tunai. Di Pulau Buru ini juga, ada satu santunan alat bantu jalan, sebab ada disabilitas yang sangat memerlukannya. Alat bantu jalan berupa tongkat ini dibelinya di Kota Ambon, karena di Kota Namlea persediaan alat bantu jalan (tongkat) habis.
“Mereka semua sangat senang ketika saya datang untuk memberikan santuan. Para disabilitas di sini belum pernah mendapat perhatian dan bantuan dari pemerintah. Oleh sebab itu saya berpesan agar negara tolong hadir di pedalaman sekitar Danau Rana, di daerah Buru Utara ini, terkait pemenuhan hak-hak bagi disabilitas,” harapnya.(TIA)
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi