MalukuPerempuan & Anak

LAPPAN: Tahun 2023, 206 Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan di Maluku

“Perayaan ini dilakukan untuk saling menguatkan dan membangun gerakan perempuan yang berkelanjutan. Harapannya, penguatan secara berjenjang dilakukan untuk mengadvokasi kesetaraan gender dalam keluarga, memperkuat kapasitas perempuan di tingkat komunitas agar pendidikan pola asuh keluarga, wawasan gender dapat diterapkan untuk membangun pemahaman dan mentranformasi nilai gender dalam keluarga,” paparnya.

Hari Perempuan Internasional sendiri merupakan hari yang diselenggarakan secara global, yang diperingati setiap tanggal 8 Maret, sebagai bentuk pengakuan dan pencapaian perempuan di bidang social, ekonomi, budaya dan politik sekaligus mengadvokasi kesetaraan gender.

“Berawal pada awal abad-20, ketika aktivis hak-hak perempuan mengadvokasi kesetaraan kesempatan, termasuk hak untuk memilih, bekerja, dan memegang jabatan publik,” terang Bai.

Perayaan hari perempuan ini, lanjut Bai, pertama kali dirayakan atau diperingati di Amerika Serikat pada tanggal 28 Februari 1909, dan kemudian diubah menjadi acara internasional.

WhatsApp Image 2024 03 09 at 06.48.14 1

“Pada tahun 1975 Perserikatan Bangsa-bangsa secara resmi mengakui Hari Perempuan Internasional, sekaligus menjadi sebuah kesempatan global untuk meningkatkan kesadaran dan mempromosikan kesetaraan gender,” tambahnya.

Kekerasan berbasis gender, kata Bai, merupakan fenomena sosial yang ada sejak zaman dahulu dan semakin marak akhir-akhir ini. Bahkan kekerasan berbasis gender semakin meningkat baik jumlah, bentuk, dan modus operadinya yang semakin beragam.

“Perkosaan, pelecehan seksual, perdagangan perempuan, kekerasan dalam rumah tangga, pornografi, eksploitasi terhadap pekerja dan penelantaran, tampaknya akan terus ditemui dalam kehidupan sehari-hari baik di lingkup domestik maupun publik,” ujar Bai mengingatkan.(TIA)

 

 

 


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

Previous page 1 2

Berita Serupa

Back to top button