Telusur Sejarah

Jejak Pejuang Tri Komando Rakyat di Babo*)

Catatan Perjalanan (Bagian 3)

Menelusuri Perjuangan Prajurit dan Sukarelawan Tri Komando Rakyat (Trikora) di Babo (1961-1963)

“Laki-laki muda, Komando Trikora
Mari Macan Tutul, mari Irian Barat
Mama sudah bilang, anak jang kau pergi
Nanti kau pergi, kau mati disana
Aduh mama eee, ikut Komando Trikora
Untuk membebaskan Irian Barat
Tandanya setia pada Negara
Nekat karena benderaku,
Merah Putih warnanya.”

Disusun oleh: Dr. Rakeeman R.A.M. Jumaan**)


Babo Sebelum Masa Tri Komando Rakyat

Usai Perang Pasifik yang memporakporandakan Babo, 15 tahun kemudian daerah ini mulai ditata seperti kondisi semula.

Belanda kembali menguasai Babo dan menata pemerintahan disana. Hingga tahun 1960, Babo menjadi kota yang ramai lagi. Orang-orang mulai berdatangan kembali dan tinggal di Babo.

Denyut perekonomian dan aktifitas masyarakat kembali normal. Tempat tinggal yang hancur dibangun kembali, begitu juga fasilitas umum bagi masyarakat. Hanya saja, tata ruang Babo sedikit mengalami perubahan.

Jalan-jalan tidak seperti semula, saat sebelum pecah Perang Pasifik. Bahkan, ada jalan yang lokasinya bergeser dari tempat semula.

Begitu juga bangunan lain semisal gereja dan pastori. Bila pada sebelum Perang Dunia II terletak di dekat Kantor Distrik lama, maka kini sudah tidak berada di tempat semula. Banyak perubahan terjadi sepanjang 15 tahun itu.

Baca Juga: Perayaan 40 Tahun Pemerintahan Ratu Wilhelmina (1898-1938), Babo Jadi Kota Modern di Belantara Papua*)

Akhirnya, Babo juga memasuki masa Trikora. Seperti terjadi di tempat lainnya –terutama Sorong, Fak Fak dan Kaimana– di Babo pun banyak yang ingin bergabung ke pangkuan NKRI.

Pihak keamanan Belanda atau KNIL yang pada masa Perang Pasifik di Babo melarikan diri dengan kapal NNGPM ke Australia dan bergabung dengan tentara Australia –dan kemudian dikirim untuk menggempur Jepang di Morotai, telah diganti dengan personel baru lagi.

Hingga tahun 1960 itu ada belasan prajurit KNIL yang kembali ditugaskan di Babo.

Tri Komando Rakyat

Mengenal Definisi Pejuang Tri Komando Rakyat

Lima belas tahun sejak menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia, Soeharto mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 32 Tahun 1982 tentang Penghargaan bagi Pejuang Pembebasan Irian Barat dari Penjajahan Belanda.

Keppres tersebut ditetapkan di Jakarta pada 1 September 1982. Di dalam Keppres tersebut, diatur definisi mengenai Pejuang Tri Komando Rakyat (TRIKORA), yang dibagi menjadi Periode Persiapan, Periode Trikora dan Periode PEPERA.

Dalam Keppres mantan Panglima Operasi Mandala yang diamanatkan melaksanakan Operasi TRIKORA untuk membebaskan Irian Barat itu juga diatur tata cara pemberian penghargaan bagi para Pejuang TRIKORA.

Bagi Pejuang yang sebelumnya telah mendapatkan penghargaan serupa karena ikut dalam Operasi TRIKORA –baik periode Persiapan, TRIKORA maupun PEPERA– dikecualikan dari penghargaan ini. Nominal uang penghargaan dan piagam disesuaikan dengan klasifikasi yang telah ditentukan: milai dari Golongan I-A hingga III-C.

Baca Juga: Jejak Perang Pasifik di Babo*)

Begitu juga, pemberian Penghargaan pun dilakukan secara berbeda. Ada yang diberikan oleh Menteri Pertahanan dan Keamanan (Menhankam) bagi personel ABRI/TNI; oleh Kepada Badan Administrasi dan Kepegawaian Negara (BAKN) bagi pegawai negeri sipil dan terakhir oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) bagi yang tidak termasuk pada dua klasifikasi di atas.

Periode Persiapan adalah periode antara 17 Agustus 1956 hingga 18 Desember 1961. Periode TRIKORA dimulai sejak 19 Desember 1961 hingga 1 Mei 1963. Sedangkan Periode PEPERA dimulai sejak 1 Mei 1963 hingga 19 November 1969. Batasan umur saat terlibat minimal 16 tahun dan partisipasi minimal satu bulan, juga menjadi persyaratan.


Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi

1 2 3Next page

Berita Serupa

Back to top button