
Oleh: Eltom (Pemerhati Sosial)
“Sapa jua mau jadi jongos” (=siapa juga yang mau jadi budak), sebab “sama-sama punya saja mo” (=sama-sama memiliki sesuatu). Ungkapan ini menerangkan suasana respons seseorang ketika ada yang secara arogan berlaku seakan-akan bisa “prenta iko suka” (=memerintah seturut kehendaknya).
“Sapa jua mau jadi jongos” juga lahir dari keyakinan bahwa kita sama-sama memiliki sesuatu yang dapat menjamin hidup, sehingga “jang biking diri macang tuang dosi” (=jangan ada yang berlaku laksana tuan besar kaya raya dan memiliki segalanya). Artinya untuk hidup, “biar dusung spotong sa mar ada” (=masih ada sepotong dusun). Jadi baiklah tiap orang “karja iko kuat deng turut punya, daripada jadi jongos par orang” (=bekerja sesuai kekuatan dan pada apa yang dimiliki, daripada memperbudak diri pada orang lain) “la dia pi saleng carita kiri kanang” (=bila akhirnya orang itu menceritakan hal buruk tentang kita di banyak tempat).
“Jang mau jadi jongos” juga mengajari kita bersyukur pada apa yang sudah kita miliki, dan tidak perlu membebani diri sehingga “karja tar brenti” (=kerja tanpa beristirahat), apalagi sampai “untung nama ilang blanja” (=sekedar dipuji padahal merugi) artinya tidak mendapati upah yang layak atau malah sama sekali “tar dapa apapa” (=tidak diberi upah).
Malah ada orang-orang yang “jadi jongos” sekedar untuk “makang puji jual sombong” (=cari nama guna kesombongan). Yang seperti ini “cuma jongos mar stel mandor” (=budak tetapi berlagak mandor), adakalanya “bagaya deng orang barang” (=bergaya padahal dengan barang milik orang lain).
Jadi baiknya ialah hidup apa adanya, bekerja tetapi “jang paksa diri” (=jangan memaksakan diri dalam bekerja) dan lebih penting “urus karja yang su ada” (=bekerja pada profesi atau pada lahan kerja yang sudah ada/dimiliki) sambil bersyukur.
“Jang mau jadi jongos” karena dengan apa yang sudah kita miliki saat ini “seng ada yang bisa rampas lai” (=tidak ada yang bisa merampasnya lagi). “Jadi tuang par diri sandiri” (=kita jadi tuan atas diri sendiri).
Kamis, 6 Mei 2021
Pastori Jemaat GPM Bethania, Dana Kopra-Ambon
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi