Oleh: Elifas Tomix Maspaitella (Eltom) – Pemerhati Sosial
Karena kita anak seribu pulau, banyak ajaran bersumber dari laut.
“Jang balayar deng orang pung layar” (=jangan berlayar dengan mengambil layar milik orang lain). Ini adalah pelajaran tentang:
Satu:
“Jang harap gampang” (=jangan jadi orang gampangan) yang “mau dudu la tinggal makang frei” (=hanya duduk dan mau makan gratis/tanpa bekerja). Sebab “ada kuat tu biking” (=ada tenaga jadi harus berupaya). Nasehat ini bertujuan supaya “karja deng sapulu jare tangang kotor” (=kerja dengan sepuluh jari kita). Jadi jangan menjadikan orang lain “sama tukang karja” (=pekerja) untuk “ale poro pung sanang” (=kesenangan perutmu; gambaran tentang makan dari hasil keringat orang lain).
Dua:
“Jang unju mangarti” (=jangan sombong) sebab “orang laeng jua pung lebe ada” (=orang lain punya kelebihan juga) apalagi bila kita “tangang tar kotor” (=tidak bekerja) lalu bertindak seakan-akan “sandiri yang pung karingat” (=itu hasil keringat sendiri). Nasehat ini bertujuan agar jangan kita “topu dada” (=menepuk dada/sombong) padahal “orang yang pung lalah” (=orang lain yang bekerja). Dengan kata lain orang lain menjadi obyek pada apa yang kita raih, jadi “untung nama ilang blanja” (=untung di nama, hilang di belanja ~ ungkapan ini menerangkan seseorang yang bekerja dengan semampunya tetapi nama harum dimiliki orang lain. Sama seperti ungkapan “ayam pung talor, sapi pung nama/telur mata sapi). Jadi “jang unju mangarti”
Tiga:
“Jang baringing” (=jangan mengingini barang milik orang lain) sebab “orang jua ada pung parlu” (=orang pun punya kebutuhannya) jadi “jang baringing orang pung” (=jangan mengingini milik orang lain), “kalu mau tu karja” (=bila mau, bekerjalah) “tagal makang hasil karingat sandiri itu lebe sadap” (=makan dari hasil keringat sendiri lebih enak). Nasehat ini bertujuan agar kita “puas deng pung” (=puas dengan yang dimiliki) sehingga “orang laeng jua sanang” (=orang lain pun senang). Jadi jangan “mata lia hati inging, baringing/galojo” (=mata melihat, hati mengingini, rakus).
Ampa:
“Jang biking orang laeng jadi kuda kanyang” (=jangan memeras tenaga orang lain) hanya untuk “ale pung parlu” (=kebutuhanmu). Nasehat ini bertujuan agar jangan orang diperlakukan semena-mena untuk kepuasan kita. Setiap orang “pung harga diri, dong jua pung keluarga/rumahtangga” (=setiap orang punya harga diri, keluarga, rumahtangga) dan dia harus bekerja juga “par diri deng bini ana” (=untuk dirinya dan istri-anaknya/rumahtangga).
Lima:
“Usaha deng kuat sandiri” (=berusaha dengan daya kita), agar orang lain pun bisa “bawa apapa par orang ruma” (=membawa hasil kerja untuk seisi rumahnya). Nasehat ini bertujuan agar kita bisa bekerja semampu kita dan menghasilkan sesuatu yang berguna.
“Jadi, musti karja turut kuat, jang balayar deng orang layar” (=Artinya setiap orang harus berusaha dengan kemampuan yang dimilikinya dan tidak boleh memperlakukan orang lain obyek/korban untuk kesenangan kita).
Kamis, 27 Mei 2021
Pastori Jemaat GPM Tiakur, Klasis Letti Moa Lakor
Penulis : Redaksi
Editor : Redaksi